Tiba-tiba saja aku seperti tidak mengenalmu. Padahal sudah banyak bilangan waktu yang telah kita lalui. Meski bila dinilai dalam angka tahun masih cukuplah tangan sebelah untuk berhitung. Hari ini rasanya semakin asing aku dengan sosokmu. Entah, aku sama sekali tidak menyana, kau tiba-tiba saja berubah. Sungguh drastis. Dan hampir-hampir saja aku tak mengenalimu. Sikapmu begitu berubah. Sayu yang kulihat. Lesu.
Kau kaburkan kemana segala semangat juga impian yang dulu meluap-luap itu? Ah, mungkin kau sekarang tengah ketularan penyakit kebanyakan orang. Penyakit yang menjadikan kerdil pikiran, hilang harapan. Ya, mungkin kau mengekor pikiran itu, bahwa hanya orang berada saja yang punya hak untuk bermimpi. Sedang orang-orang serba pas-pasan macam kita ini tiada boleh ber-angan. Kalau boleh aku pinjam kata kepunyaan orang-orang yang ada di teve itu, meraka biasa bilang “melanggar HAM”.
Huh,, Aku jadi bingung sendiri. Entah aku yang tak dapat memahamimu, entah aku yang tak mengerti realita hidup, entah aku yang tidak bisa memprediksi peruntungan, dan berbagai “entah” apa pun lagi, yang jelas saat ini aku benar-benar tidak mengerti dan tidak bisa menerima perubahan sikapmu. Sudah kau buang kemanakah segala harap yang dulu pernah tersusun? Kau pergikan kemana keyakinanmu akan hari esok? Kemana mimpi-mimpi yang telah kau patri di awan sana?
Bukankah seharusnya saat ini justru kita harus bangkit mengejar segala mimpi itu? Tak usah lah perlu sayap untuk terbang ke langit menjumpainya, karena memang bukan dengan cara itu kita bisa mendapati cita dan asa yang telah tergantung tinggi itu. Ah, aku tiada paham maumu…
Lupakah kita pernah sepakat-sepaham, bahwa capaian hari ini adalah mimpi kemarin, dan mimpi hari ini adalah tugas untuk kita wujudkan esok hari? Atau kau lupa bahwa bila masih ada esok berarti bentangan kesempatan masih ada, ya masih ada, selama masih ada harap…
Hah,, kepalaku jadi pening memikirkannya….
When the world says Give Up, HOPE whispers try it ONE MORE TIME..