Jumat, 05 Desember 2014

Tidakkah Cukup Peristiwa Ifki Sebagai Pelajaran?

Akhir-akhir ini banyak sekali berita -yang menurut saya- agak meragukan. Namun dengan mudahnya tersebar, tidak sekedar  menjadi trending topic, malah sekalian membuat 'heboh' dan 'geger'. Apa pasal? Kemudahan berbagi salah satunya. Cukup sekali tekan tombol share.

Selain itu sarana broadcast yang tersedia di BBM maupun WA pun cukup 'berbahaya'. Sering berita-berita yang tak jelas sumbernya berseliweran gegara BC.

Mendapati berita 'menghebohkan', rasanya lebih menggiurkan untuk cepat-cepat membaginya daripada menelusuri terlebih dahulu, sumber dan kebenaran isi berita. Semacam ada kekhawatiran bakalan jadi makhluk kudet kalau tertinggal. Entah, ini efek banyaknya tayangan gosip yang disuguhkan tiap hari pada kita, atau karena sikap kritis yang meluntur? Atau memang ada yang sengaja memanfaatkan keadaan untuk membentuk opini publik? Makin heboh, makin tenar. Makin terkenal, makin melekat di ingatan. Seperti itu kah?

Ah, saya jadi teringat kisah ibunda Aisyah. Yang saat itu, tanpa sengaja tertinggal oleh pasukan kaum muslimin. Teritinggal? Iya.

Suatu ketika, Aisyah mengikuti Rasul, dibawa dengan tandu. Saat rombongan tengah beristirahat, Aisyah belia tiba-tiba menyadari bahwa kalungnya lepas. Dia turun dari tandu. Bermaksud mencari kalungnya. Berjalan sendirian, tanpa terasa dia terpisah dari rombongan. Disisi lain seusai beristirahat, rombongan bersiap melanjutkan perjalanan. Petugas pengusung tandu sama sekali tidak tahu Aisyah keluar, salah satunya karena saking entengnya tubuh Aisyah, sehingga tidak terasa beda dibanding saat tandu kosong. Merekapun berangkat.

Setelah menemukan kalungnya, Aisyah kembali. Tanpa disangka rombongan telah berangkat. Aisyah bersedih. Beruntung ada salah seorang anggota pasukan yang masih dibelakang. Singkat cerita, Aisyah kemudian diantar pulang naik kuda.

Pulang bareng.. apa yang ada dalam benak kalian? Pasukan tadi naik kuda dan memboncengkan aisyah? Atau malah sekalian dia 'mengambil untung'?
Ternyata tidak sama sekali, aisyah duduk diatas kuda, dan si prajurit berjalan mengambil jarak di depan Aisyah.

Namun apa yang terjadi?
Rupanya ada orang yang hatinya tengah tidak bersih, mengabarkan bahwa Aisyah ada 'main' dengan sang prajurit. Tuduhan-tuduhan keji terlontar. Betapa sedih hati Aisyah, juga Rasul, dan bahkan keseluruhan umat muslim. Hingga suatu ketika, Allah tunjukkan kebenaran.

Itulah peristiwa Ifki. Bukankah dari sana banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil?

Minggu, 09 November 2014

Siap-siap kondangan: Review belanja di Hijaiya



Ah senangnya, mendengar kabar salah satu kawan akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. Rasanya saya tertular kebahagiannya. Hm,, saya harus bersiap, kosongkan jadwal, dan..  cari baju baru :)

Berhubung saya lagi persiapan KPR, saya berniat mencari gamis pesta model terbaru dengan harga miring *irits mode on*. Masalahnya saat ini saya lagi malas keluar rumah. Apalagi issue kenaikan harga BBM makin santer, jadi mesti berhemat. Saya juga males kalo nanti sampe berdesak-desakan di Mall, rebutan sama para fashionsista, trus masih harus antri di kasir pula. Beruntung banget saya ketemu HIJAIYA.COM


Kok belanja online? ga takut kena tipu?

Ga dong, uda yakin saya, kalo  HIJAIYA.COM terpercaya. Mau bukti? Coba aja  cek di Polisi Online.


Yuk ah, langsung ke tekape aja.
Bagus-bagus kan koleksinya? Asli bikin ngiler semua dah.



Alih-alih nyari gamis pesta modern, eh saya malah kepincut sama salah satu dress di kategori baju kerja muslim ini *aih dasar wanita*.



Selalu tergoda sama label "SALE"

Gimana ga tertarik coba, baju cakep gini 100K udah nutupin atas bawah. Modelnya ga terlalu ribet. Dalam pandangan saya, tampak sederhana tapi menawan. Justru dengan detil minimalis dan ga terlalu banyak asesori dress ini tambah tampak cantik. Untuk menyempurnakan proses “menutup aurat” tinggal kita tambahkan pashimina lebar warna senada, plus sematkan bros. Ga perlu di neko-neko udah manis banget. Lagian kita kan maunya butup aurat, bukan membungkus aurat toh?


Nah, begitu di klik, muncul lah detil nya, mantap surantap lah,, ada diskonannya pula,,*wink* dibawah juga sudah dicantumkan berat baju. jadi ga perlu kawatir, bisa buat maksimalin ongkir kalau mau beli beberapa baju sekaligus.



Sayangnya ya baju ini ukuran detilnya belum dicantumin. maksud saya, ukuran macam lingkar dada, lingkar pinggang, panjang rok, dan lain-lain kurang lengkap. Nanti barangkali ada kakak-kakak yang galau, dengan dicantumin detil bisa jadi makin mantep loh.


Lanjut..



Step by step belanjanya udah tertera kok,, ga usah kawatir salah atau ada yang terlewat :D
Berarti selanjutnya,


 mari kita checkout dan masukin alamat



Ternyata bisa dikirim ke alamat yang berbeda dengan alamat tinggal kita loh. Asyik ya,, kalau ada temen yang lokasinya jauh, bisa nih dibeliin kado disini.
Setelah selesai semuanya, tinggal transfer, dan konfirmasi pembayaran.
Duduk manis dirumah, kiriman akan datang :)

Eh, jadi pengen berandai-andai nih, kalau HIJAIYA.COM nanti koleksinya dilengkapin sekalian kayaknya bakal tambah asyik. Jadi bisa beli semua kebutuhan muslimah Head to toe, di satu tempat aja. Semoga.




Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway kembalinya Hijaiya

Jumat, 31 Oktober 2014

Optimalisasi PHBS dalam rangka Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Indonesia

Indonesia, negeri dengan cakupan wilayah mencapai 1.904.569 KM2 meliputi 17.508 pulau dengan total luas daratan 1.811.569km2 dan luas perairan 93.000 km2 (1) serta dengan keragaman keadaan topografinya menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan pembangunan. Dari total 412 kabupaten di Indonesia (2) terdapat 183 kabupaten yang termasuk dalam katagori daerah tertinggal (3). Sejumlah 152 kabupaten diantaranya memiliki Index Pembangunan Manusia (IPM) serta Angka Harapan Hidup (AHH) dibawah rerata nasional dan masih jauh dari sasaran pencapaian tahun 2014 (4).
Peta Persebaran Daerah Tertinggal
Sumber: perdesaansehat.or.id

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan.  Dalam Millenium Development Goals (MDGs) terdapat beberapa poin terkait masalah kesehatan, meliputi: prevalensi balita dengan berat badan rendah; angka kematian balita; angka kematian bayi; angka kematian ibu; persalinan ditangani tenaga kesehatan; cakupan imunisasi balita; pencegahan HIV, malaria, dan penyakit lain; cakupan air bersih; serta sanitasi lingkungan (5). Pencapaian MDGs yang  masih kurang memuaskan memcerminkan banyaknya permasalahan kesehatan di Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas kesehatan melalui perubahan paradigma kesehatan dari upaya kuratif – rehabilitatif ke upaya promotif – preventif (6).

Diantara program yang mengacu pada upaya promotif-preventif yakni  penggiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang menjadi salah satu fokus Departemen Kesehatan. Dimana PHBS mengarah pada perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (7).  Dengan PHBS diharapkan beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan akan berkurang (8).

Disisi lain, Kementrian pembangunan daerah Tertinggal  melalui kebijakan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesaan di Daerah tertinggal, mengembangkan program Perdesaan sehat (PS). Pengembangan PS bertumpu pada 5 pilar, meliputi: Dokter Puskesmas, Bidan Desa, Air bersih, sanitasi, dan Gizi (9).

Pilar Perdesaan Sehat
sumber: perdesaansehat.or.id


Dengan mensinergikan kedua program tersebut diharapkan percepatan pembangunan kualitas kesehatan di daerah tertinggal dapat segera ter-realisasi. Dokter Puskesmas dan Bidan Desa memiliki peranan yang sangat besar. Selain sebagai penyedia layanan kesehatan primer, dokter dan bidan merupakan penggerak sekaligus penyuluh kesehatan, yang keberadaannya sangat dibutuhkan dalam membentuk pola pemikiran masyarakat sesuai PHBS. Artinya, diperlukan upaya pemerataan persebaran tenaga kesehatan (Nakes) , terutama dokter dan bidan, baik melalui program PTT, internship, maupun program lain. Dengan demikian diharapkan kedepannya tidak ada lagi daerah-daerah, terkhusus yang termasuk katagori tertinggal, yang mengalami kekosongan Nakes.

Dipihak lain, upaya peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan dengan penyediaan air bersih dan sanitasi bagi setiap rumah tangga, serta gizi seimbang juga harus terus dilakukan.  Pengetahuan maupun kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sarana terkait air bersih serta pengelolaan limbah harus ditingkatkan. Pemberdayaan masyarakat juga dapat dilakukan misalnya melalui pemanfaatan pekarangan untuk peternakan dan kebun sayur sederhana, sebagai sumber gizi keluarga. 

10 indikator PHBS
sumber: http://puskesmasmuaramuntai.wordpress.com

Apabila kelima pilar yang dikembangkan melalui 2 straegi PS diatas dapat ditegakkan, niscaya 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga dapat tercapai. sepuluh indikator tersebut meliputi : Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; memberi bayi ASI eksklusif; menimbang bayi dan balita; mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; menggunakan air bersih; menggunakan jamban sehat; memberantas jentik di rumah; makan sayur dan buah setiap hari; melakukan aktivitas fisik setiap hari; serta  tidak merokok di dalam rumah, .

Dengan demikian, suksesnya PHBS secara langsung  akan berdampak pada perbaikan kualitas kesehatan di Indonesia. Hal ini tentu akan berimbas pada peningkatan IPM serta ketercapaian MDGs, sehingga Visi pembangunan nasional 2005-2025 yakni Indonesia yang mandiri, maju, dan makmur dapat tercapai.









Sumber Informasi:


(2). Daftar jumlah provinsi, kabupaten, dan kota se-Indonesia. http://otda.kemendagri.go.id/index.php/data-otda/data-provkabkota



(5). Milenium development goals Monitoring. http://www.unicef.org/statistics/index_24304.html

(6). Upaya peningkatan kesehatan masyarakat. http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatan-masyarakat/

(7). Perilaku Hidup Bersih Sehat. http://promkes.depkes.go.id/?page_id=1704



Kamis, 30 Oktober 2014

Ujian Keyakinan

Gambar ini saya culik (dengan izin) dari profil BBM adik kelas saya. Ada sentilan kali pertama saya membacanya. Pas benar dengan kecamuk rasa yang sedang saya alami.

Serasa kembali diingatkan.



Adakalanya saya merasa kecewa, saat apa yang saya inginkan gagal menjadi pencapaian, juga harapan yang belum menjadi kenyataan. Ada sedih yang turut menghampiri.

Ah, saya kembali tersentil. Kadang dengan mudahnya pemahaman, bahwa tidak mungkin tiap kejadian yang saya alami lepas dari pengaturanNya, menguap karena kecewa. Juga keyakinan, bahwa setiap rencanaNya pastilah yang terbaik untuk kita, terkadang turut memudar.

Maka tak berlebihan kiranya, tulisan saya di wall fb beberapa waktu lalu: 

Boleh jadi apa yang kita harapkan memang bukan 'yang terbaik untuk kita menurutNya' karena hanya Dia tahu tentang esok, dan hanya Dia yang paling tahu apa-apa yang terbaik untuk kita.

Selasa, 28 Oktober 2014

Belajar dari "Chef"

Kali pertama diajak nonton "Chef", saya kira bakalan ketemu dengan lomba-lomba macam 'Master Chef', 'Top Chef', 'Like a Chef' atau acara masak-masak seperti 'Makan Besar' maupun acara barunya Chef Juna. Ternyata saya salah besar. "Ini judul film dek", kata suami saya. Mendadak pikiran saya malah melompat pada tikus kecil fans nya Gustav dalam kisah animasi Rattatoulie. Dan,, tetot lagi-lagi saya salah.

Ternyata "Chef" merupakan drama komedi yang mengisahkan seorang Carl Casper, chef kepala sebuah restoran terkenal yang kehilangan pekerjaannya kemudian mencoba usahanya sendiri diatas 'food truck'. Jalan ceritanya terasa dekat dengan kehidupan harian kita, diantaranya dalam adegan dimana Carl bersitegang dengan pemilik restoran. Tulisan pedas seorang food blogger sekaligus kritikus makanan mebuat carl tertantang menyajikan menu baru kreasinya. Namun apadaya, pemilik restoran kukuh pada pendiriannya: menu tidak boleh berubah sedikitpun. Lantas bagaimana sikap Carl? Daripada penasaran.. tonton sendiri ya film nya... :) oia, selain tentang pekerjaan, film ini dibumbui juga lho dengan konflik keluarga.

Nah, dari film "Chef" ini saya mendapat beberapa pelajaran:

1. Setinggi-tingginya posisimu saat bekerja di tempat orang lain tetap saja kamu 'buruh', sebaliknya serendah apapun kalau itu usaha yang kau rintis sendiri kamu lah 'bos' nya.

2. Beranilah mengambil resiko.. keluarlah dari tempat yang keliatannya seperti comfort zone, yang sebenarnya belum tentu benar-benar membuatmu nyaman.

3. Jadilah kreatif, karena kadang kala kreatifitas itulah yang membuatmu 'survive'

4. Melek teknologi. Manfaatkan perkembangan teknologi untuk hal positif, salah satunya untuk marketing seperti yang dilakukan Percy (anak Carl)

5. Perbaikilah hubungan dengan anak, dan percayalah banyak keajaiban yang akan terjadi dalam hidup.

6. Dan seterusnya monggo yang udah nonton,,  diambil pelajaran sendiri dan silakan ditambahkan.. ;)

Minggu, 26 Oktober 2014

Manisan Putih Semangka

Salah satu buah kesukaan suami adalah semangka. Kesegarannya cukup untuk mengusir dahaga setelah seharian beraktifitas. Kadar air nya yang tinggi memang cocok untuk merehidrasi tubuh. Selain itu, dalam buah semangka banyak kandungan vitamin, mineral juga licopene. Disisi lain, kita acapkali memandang sebelah mata bagian kulit semangka. Padahal disana masih terdapat vitamin, serat pangan, bahkan ditemukan citrulline suatu jenis antioksidan dalam jumlah besar.

Setelah mengetahuinya rasanya sayang sekali untuk membuang begitu saja si 'putih semangka' ini. Terkadang saat "sadar" kami berusaha memakan bagian putih bersamaan dengan daging buah. Rasanya "anyep" (semacam tawar), sehingga kami merasa mustahil menyapu bersih bagian kulit tersebut.

Saya jadi berfikir, "Ini kulit semangka bisa diapain ya?"

Pernah saya mencoba membuatnya menjadi selai. Tapi saya tidak puas. Tidak ada aroma khusus membuat selai terasa hambar. Sekedar manis dari gula saja. Saya dengar di beberapa negara kulit semangka dimanfaatkan untuk membuat acar dan manisan.

Saya akhirnya menemukan tulisan mb Endang: Manisan Kulit Semangka - Daur Ulang Yuk! Semangat saya langsung menggelora *halah* untuk segera mengeksekusi resep beliau.

Berikut resepnya:

Bahan:

- 700 gram - 1 kg kulit semangka yang sudah dibersihkan
- 300 ml air untuk merebus
- 500 - 700 gram gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- parutan kulit jeruk lemon dari 1 butir jeruk (optional)
- 2 buah jeruk lemon, ambil airnya ( optional) atau bisa diganti dengan air jeruk nipis
- 1/2 sendok teh vanili bubuk

Cara membuat: *saya resume berdasar resep asli

-Bersihkan kulit semangka dari sisa.daging buah serta dari kulit luar, sehingga hanya tersisa bagian putih nya saja. Potong-potong ukuran 2x2cm. Kemudian cuci bersih.
- masukan putih semangka ke dalam panci, rebus dengan sedikit air hanya hingga putih semangka cukup empuk (mudah ditusuk dengan garpu)
-masukkan gula, garam, dan parutan kulit lemon. Aduk rata.
- masak dengan api kecil dan panci dalam keadaan tertutup hingga air mengental dan  surut (hampir habis) serta putih semangka berubah menjadi transparan menyerupai jelli.
- tambahkan air jeruk lemon dan vanili. Aduk rata. Angkat.

Nah cukup simple kan stepnya.

Bagian yang cukup berat dari pembuatan manisan ini yakni saat memisahkan putih semangka dari kulit luarnya yang keras. Cukup menguras tenaga :D

Jumat, 24 Oktober 2014

Ada Apa di 24 Oktober?

Ada yang tahu hari ini hari apa?

Hari Jumat

H-1 dari 1 Muharram

Iya, keduanya bener,, tapi ada satu lagi,,

Hari ini, 24 Oktober adalah Hari Dokter,,

Tidak seterkenal Hari Buruh yang kemudian dijadikan hari libur nasional mulai tahun ini. Tidak selegendaris Hari Guru, juga tidak segegap Hari TNI.

Mungkin saya pribadi yang kudet, dan kuper, atau mungkin profesi dokter yang dekat bahkan lekat dengan "pengabdian", sehingga bukan keriuhan di hari peringatannya, tapi justru lebih dekat pada pengingatan.

Selamat Hari Dokter Sejawat,,  
Semoga Allah memberkahi tiap peluh yang tercucur, tiap menit yang tercurah untuk kepentingan sesama,,

sumber: tartverkstan.com