Selasa, 15 Februari 2011

Anak masa depan

Lagi, lagi dan lagi. Kali ini bertemu dengan anak kecil sangat. Belum utuh kemampuan bicaranya. Masih ada cadel. Aku taksir umurnya paling baru menginjak angka tiga. Lebih kecil dari mas Bintang ataupun mas Abdullah, dua keponakanku. Usia yang sebenarnya usia emas buat pendidikannya, buat perkembangan otaknya. Juga usia saat anak lucu-lucunya. Pasti menggemaskan melihat anak-anak seumuran itu. Tapi dia sunguh berbeda,,,

Aku tidak melihat pengantarnya. Tapi aku yakin dengan sangat dia tidak sendiri. Dia sepertinya sedang dimanfaatkan. Dia datang secara tiba-tiba saat kami tengah makan. Dia mengulurkan tangannya, dalam posisi supinasi, formasi klasik yang berarti “saya minta, please kasih saya”. Bingung tentu saja. Seorang teman bergegas mencari sesuatu, aku tahu pasti dompet. Sebelum diberikan, aku menahan bocah itu dengan Tanya. Standart saja, aku hanya bertanya tentang dia dan apa dia sekolah. Diluar dugaan, dia tidak menjawab pertanyaanku dengan baik. Dia hanya mengulang rangkaian kata yang sepertinya disuruh menghapal. Sama sekali tidak lancer dan tidak spontan. Tidak juga dengan muka ceria. Pada intinya dia bilang rumahnya sangat jauh, dia datang dengan bus, dan tidak punya uang untuk pulang. Kisah yang menyedihkan sangat. Siapa yang tidak trenyuh mendengarnya.

Tapi itu menurutku tidak masuk akal. Pun misalkan ternyata dia berkata benar, kemana orang tua yang bersamanya? Tega sekali. Jika mau dikata dia sendiri dan kesasar, bah tak mungkin,, mana ada anak kecil polos imut-imut yang tiba-tiba kemikiran meminta-minta?

Masya Allah,,,,

Apa gerangan yang terjadi dengan duniaku? Ah, apa aku terlalu berburuk sangka pada mereka? Seperti biasa, aku tidak tahu jawabannya… aku hanya bisa mengasumsi dan bermain dengan gambaran dalam pikiranku…

Ah, semestinya anak itu dilindungi,,, semestinya anak itu belajar dirumah,,, semestinya anak itu sedang asyik bermain menghabiskan hari,,, semoga kehidupanmu sekarang tidak tertanam dalam benakmu, tidak tertanam sebagai kehidupan yang harus kau jalani sepanjang hidup. Ada banyak jalan, dan kuharap kau bisa menemukan salah satu jalan yang membebaskan jiwamu berkembang.

Please show them Your right path oh Rabbi,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar