Minggu, 28 Februari 2010
cemburuku
Sepagian ini handphone-ku Nampak begitu sibuk, kebetulan ketiga kakak dan ibu juga menelfon, seolah bergiliran seolah menemani perjalananku. Jadilah kerap deringannya memanggil-manggil minta diangkat. Tak disangka adik tingkatku berkomentar spontan “mbak, sering ya di telfon sama keluarganya…”. Serasa kaget, aku ingat cemburuku atau tepatnya iriku sekitar 4 tahun yang lalu. Dulu aku merasa iri, teman sekelas juga sekostku begitu seringnya ditelfon. Setiap hari. Begitu biasanya, bahkan sampai 3-5 kali per harinya. Sedang aku, jarang sekali rasanya ibu apalagi bapak menelfon.
Ya, waktu itu aku merasa iri. Dan iriku selalu menggumpalkan kerinduan. Terlebih kondisiku yang jarang pulang meski jarak rumah yang terbilang relative dekat. Hanya 100 km saja. Maka sering sengaja aku menelfon rumah, tanpa tujuan jelas, hanya ingin menelfon. ya, benar-benar hanya ingin menelfon. hanya ingin mendengar suara ibu, juga bapak. Kadang juga hanya ingin tahu, sedang apa mereka. Dan aku hanya ingin bilang “ doain adek ya…”. Jarang mengalir cerita. Tapi selalu berasa,, ada kelegaan yang mengalir setelahnya.
Belakangan baru kusadari. Intensitas telfon tidak selalu berbanding lurus dengan besarnya perhatian. Terlebih bagi orang-orang yang tidak memverbalkan perasaannya. Dulu mungkin ibu memang mengkhawatirkanku, si bungsu yang baru belajar adaptasi di kota orang. Tapi mungkin ibu ingin aku mandiri, juga mungkin berarti bahwa ibu percaya penuh pada ku. Apalagi ibu tahu bahwa aku memang jarang bisa bercerita. Jarang menutur kejadian padanya.
Dan setelah diingat-ingat, ternyata tak jarang juga ibuku menelfon. dan hampir sama denganku, ibu pun bilang bahwa beliau hanya ingin menelfon saja… hanya ingin mendengar kabarku. Mungkin ibu juga merasakan rindu. Berteman sepi di rumah.. (kalo ini sih gara-garanya kalo pulang rumah jadi rame,, soalnya jadi sering debat, dll –maafin adek ya bu…-)
Ah,, aku jadi malu… cemburuku dulu benar-benar lucu. Nyata benar kekanakanku…
ibu, bapak, maafkan adek yang tidak bisa cepat menangkap maksud kalian,,,
aku benar-benar cemburu. cemburu hanya oleh hal yang sebenarnya kecil, sepele,,, hanya karena tefon yang jarang kuterima
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar