Rabu, 23 Februari 2011

Balada tukang kerupuk

Terik kota Solo, serasa memanggang kulit, menyepuh tembaga kepermukaannya. Enggan keluar rumah, apalagi berjalan kaki tengah siang. Namun tidak dengannya. Galah panjang tertopang di pundak, degan kantong besar dikedua ujungnya, penuh berisi bungkusan kerupuk. “ kerupuk,, kerupuk,,,” “kerupuk neng, seribuan,, krupuk,, krupuk seribu aja...” kata-katanya meluncur, mempromosikan barang jualannya.

Salut dengan si bapak,, begitu keukeuh berkeliling meski ditengah sengatan panas matahari. Yah, meski dianggap remeh banyak orang, dinilai sepele “Cuma jualan kerupuk”, tapi menurutku bapak itu sungguh luar biasa. Aku mencoba mengira-ira, dibalik kegigihannya ada sebentang harap untuk mengulas senyum anak-anak dan istrinya. Di balik perjuangannya ada senilai kerja, yang mesti tidak dipandang umum dengan predikat “keren” namun baik, thoyib, serta halal. Dan aku mencoba mengurai makna, dibalik kerjakerasnya, ada rasa tanggung jawab sebagai keluarga, kewajiban memberi nafkah, kewajiban yang juga bernilai pahala

Semoga Allah memudahkanmu pak…

Apa yang paling hebat?

Sekumpulan remaja tengah asyik berdiskusi disela rehat siang mereka.

“Eh, Boy, menurut kamu di Dunia ini apa yang paling hebat?” spontan Riko melontar Tanya tanpa langsung menunjuk pada siapa kalimat tanyanya tertuju.

“wah, lha ya pastinya mommy ku,, the greatest woman in this world, trus habis itu ya tentu aja daddy ku,,” bangga Nino menyebut kedua orang tuanya sebagai yang terhebat.

“lha, ya kalo gitu mah ga seru No,, selain Bokap-Nyokap dong,, misalnya nih, si Einstein.. keren kan dia, puinter minta ampun, sapa sih yang ga kenal Einstein?” sergah Diki dengan semangatnya

“huh, hebat apanya,, coba liat akhir hidupnya Dik,, mana keren,,,,” potong Nino tak mau kalah

“hoi, jangan rebut dung, namanya juga pendapat pribadi, tiap orang boleh punya dan mempertahankan pendapat masing-masing,, kalo Nino memilai orang tuanya paling hebat atau Diki menilai Einstein yang paling hebat itu sah-sah aja. Nha kalo menurutku siy,,, tentunya disamping Tuhan loh ya,,, yang paling hebat itu Waktu,,” sok bijak Kaka menengahi

“Ha,, Waktu???” sergah Diki, Nino, dan Riko kompak meski tanpa dikomando

“iya waktu, time,, dengan waktu banyak hal bisa kita dapatkan, dan hebatnya lagi,, time may change everything…” sembari mengulas senyum kalem Kaka menjelaskan

Tiba-tiba Riko mengangkat tangan “sebentar saudara Kaka, saya mengajukan keberatan..” dan “Hu,, sok resmi gayamu Ko,, udeh langsung aja,,” giliran Nino dan Dika yang protes dengan kelakuan Riko,,

“begini saudara-saudara, tentang rubah-merubah, saya tidak setuju kalau waktu dibilang bisa merubah segala hal, gini deh, apa ada orang ga punya yang diem aja trus tiba-tiba dengan berlalunya waktu dia jadi kaya raya? Apa anak yang bodoh yang walo ga ngapa-ngapa setelah sekian waktu dia terus jadi berotak encer? Enggak kan? Butuh usaha dan kemauan besar buat berubah, bukan semata-mata karena perjalanan waktu saja,,, sama halnya juga dengan lingkungan, ada orang yang bilang ‘aku berubah begini karena lingkungan’ menurutku tidak demikian, lingkungan emang pengaruh sih,, pengaruhnya juga signifikan sih,, tapi toh juga semata-mata karena lingkungan, kalian tau apa factor terbesar yang mempengaruhi perubahan seseorang?” serius riko berujar, dan ketiga temannya pub terdiam, seksama mendengarkan.

Masih dengan tampang seriusnya Riko tiba-tiba menunjuk dadanya sendiri “Ini lho,, ada di dalem sini,,, ya diri kita ini, ya kemauan kita ini,,,”

Ketiga audience pun manggut-manggut menyetujui Riko. “Eh, tapi ko, kok tiba-tiba jadi kesitu sih,, hubungannya sama pembicaraan awal kita tadi apa ya?” sok dodol Nino bertanya

“Aih, Nino,, don’t you get the point? Jadi ya, sepenangkapan aku, di-resume dari pembicaraan kita sejak mulanya tadi, yang paling hebat ya tentunya diri-diri kita ini, diri yang mau senantiasa berubah, dimana berubahnya tentu menuju yang lebih baik. Selain itu kita jadi hebat juga karena keteguhan kita, kemauan kita untuk tetap jadi diri kita meski lingkungan mengajak kita pada hal yang kurang baik, kurang-lebih begitu No,,” jelas Kaka

“hm,, I see” balas Nino dengan mimic lucu. Dan keempat sahabat itu pun saling tatap dan saling lempar senyum,,

“oke, teman-teman jam istirahat udah habis, sebelum berpisah ke kelas masing-masing mari kita toast dulu.. untuk hari depan yang lebih baik..”

***


They always say time changes things, but you actually have to change them yourself (Andy Warhol)

Hamba Allah, siapakah Hamba Allah itu?

Hamba Allah, siapakah Hamba Allah itu?

Berdasarkan surat Al-furqon, disebutkan ciri Hamba Tuhan yang maha pengasih yaitu:

  • Orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, yang apabila dihina pun mereka mengucap salam
  • Orang yang menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah pada Tuhannya, yaitu dengan sujud dan berdiri
  • Orang-orang yang berdoa “Ya Tuhan kami, jauhkan adzab jahannam dari kami, karena sesungguhnya adzabnya membuat kebinasaan yang kekal”
  • Orang yang meninfakkan harta mereka secara wajar, tidak kikir, namun juga tidak berlebihan
  • Yang tidak menyekutukan Allah dengan sesembahan yang lain
  • Yang tidak membunuh yang diharamkan (kecuali dengan alas an yang benar)
  • Yang tidak berzina
  • Tidak memberi kesaksian palsu
  • Bila bertemu dengan orang yang mengerjakan perbuatan tidak berfaedah, ia berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya
  • Bila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan, tidak berlaku sebagai orang tuli dan buta
  • Yang berdoa “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”

Dan tahukah apa yang Allah janjikan untuk Hamba-Nya? sebagai balasan atas kesabaran mereka, Allah janjikan sebaik-baik tempat menetap dan tampat kediaman, yaitu Surga, yang pada saat kedatangannya mereka disambut dengan penghormatan dan salam.

Siapa yang tidak ingin mendapati tempat kediaman terbaik? Yuuk mari berusaha menjadi Hamba-Nya…


-- diresume dr Qs. 25: 63-77

Minggu, 20 Februari 2011

Ponakan kritis

Bagi orang Jawa, sudah jadi tradisi untuk saling mengirim hantaran, terutama saat ada yang punya hajat. Dan masih serangkaian dengan acara aqiqah keponakan ke-8, aku pun mendapat jatah tugas mengirim hantaran ke tetangga maupun ke saudara. Dan seperti biasa pula, keponakan-keponakanku selalu heboh kala ada orang hendak keluar rumah, kompak ber-koor “Tante,, aku ikut….” Maka jadilah kami berangkat serombongan.

Perjalanan yang seru ternyata, sebagai yang paling tua dari seluruh rombongan otomatis tugas pengawasan ada padaku “ayo awas jalannya di pinggir ya,,,” “awas ada motor..” “ayo anak-anak menepi” begitulah kira-kira kalimat pengingat yang sering aku luncurkan. Saat membelok dan beralih haluan tiba-tiba salah satu keponakanku spontan berteriak “tante,, bukannya kita itu harusnya lewat jalan yang disebelah kiri ya? Ini kok kita pake yang sebelah kanan..” Oops,, kritis juga nih adek,, oke, kami pun segera mengkoreksi, memakai lajur paling kiri.

Saat sampai di rumah salah sau saudaraku, segera kuucap salam sembari mengetuk pintu “ Kula nuwun..” sapaan khas jawa, khusus untuk bertamu. Tanpa disangka, mas Bintang, keponakanku yang lain langsung nyeletuk “ lha kok ga pake Assalamualaykum to Tante…” Oops,, you were right boy,,, nah yang kecil-kecil begini nih emang harus dibiasakan…

Wah, bener-bener thank you banget buat adek-adekku, simply, you remind me some fundamental things… semoga kalian terus tumbuh bersama kekritisan serta keberanian untuk mengingatkan orang lain,,

tentang Valentine

Valentine? Siapa sih yang ga ngerti tentang hari yang katanya hari cinta itu? TV juga udah kerap menggembor-gemborkannya.

Lha, tapi kalo yang tiba-tiba nanya tentang valentine itu anak kemaren sore, yang baru seneng-senengnya baca (belum lama bisa baca, jadinya semangat banget liat tulisan apa aja dibaca), trus lagi di super market liat rangkaian coklat, bunga, dan boneka yang serpa pink dan secara spontan manggil “Tante, tante… Valentine tu apa sih?”

Nah loh, gimana cara paling bijak buat ngejawabnya? Dan yang lebih penting, jawaban terbaik yang kaya gimana yang bisa diberikan, yang kira-kira mudah dia dicerna dengan seringkas info yang benar?

Hm,, *mikir-mikir* kompleks banget…

Kalo ditilik secara bahasa, sebenarnya Valentine datang dari bahasa latin Valens yang artinya kuat, berdaya, kerar. Ga nyambung banget kan sama aneka merchandize pinky..

Terus dilihat dari sejarah, Valentine tidak pernah dirayakan sebelum abad 18. Ada sumber yang menyebutkan tanggal 14 februari sebagai peringatan terhadap hari kematian santo valentine, pastor yang disiksa karena mempertahankan agamanya, bukan karena membantu menyatukan pasangan muda,,,

Kalo dihubungkan sama budaya perayaan muda-mudi sekarang (yang sering kebablasan )ada asumsi yang menyatakan mengenai awal budaya ini, tanggal 14 (pertengahan) februari merupakan permulaan datangnya musim semi, saat cuaca menghangat, bengungaan ceria bermekaran, sedang burung-burung riuh keluar dari sarang beterbangan mencari pasangan. Nah ceritanya, dulu itu pemuda perancis pada terilhami oleh keadaan alam, dan mereka terdorong untuk keluar saling mencari pasangan.

Sementara kalo dilihat dari kacamata ekonomi, Valentine is about a chance, kesempatan buat promo ngejual barang-barang khas valentine, artinya menjadi kesempatan buat dapet untung berlipat…

Kalau berdasar agama, (karena agama saya Islam, saya hanya menuliskan pandangan Islam saja) perayaan Valentine itu tidak ada. Selain tidak ada tuntunannya, perayaan semacam itu mudharatnya buanyak, dan jelas melanggar syariat (salah satunya berhubungan dengan aturan pergaulan dalam Islam). Singkatnya begitu.

Nah, terakhir dari pendapat pribadi, valentine menurut saya “sesuatu” yang ga perlu. Kalau emang hari kasih sayang, kenapa sih dirayakannya sama muda-mudi, pasangan yang belum nikah, bukannya sama orang tua? Trus kenapa juga hari kasih sayang Cuma ada sehari dalam setahun, terus hari-hari selainnya apa dilalui tanpa melibatkan kasih?

Trus untuk hubungannya dengan perekonomian, Saya sependapat bahwa suatu event amat penting untuk promosi, untuk meningkatkan daya jual juga sirkulasi uang. Tapi juga ga mesti valentine kan? Saya setuju dengan tulisan pada harian Sindo, 17 februari lalu, yang poinnya adalah pemanfaatan event untuk menggiatkan ekonomi bisa dilakukan apa pun eventnya,, tak mesti valentine,,

So,, balik ke adik kecil,,,

Setelah sejenak diam dan menimbang,,

Finally I just answered: “kak, orang bilang Valentine itu hari kasih sayang, tapi dalam agama kita tidak ada perayaan ini. Hari kasih sayang itu tiap hari kak, kalau beneran cuman sekali setahun, bisa-bisa bunda kasih makannya juga cema sehari diantara 365 hari lain,,, jadi valentine itu tidak ada dan tidak perlu dirayakan kak,,,”

Dia manggut-manggut, entah nangkep entah tidak, yang jelas ia tertawa mendengar penjelasanku “he,, he,, iya ya tante,, masak cuman sehari dalam setahun…”