Sabtu, 30 November 2013

Pernahkah Terpikir untuk Menyerah?

Hari-hari ini, ada rasa yang begitu mengganjal,, berat,,

Rasanya kayak lagi panen,,,
Pagi-pagi nyalain TV,, berita,, pasien terlantar, dsb,,
Ganti jam, acara talkshow, wawancara,, temanya masih sama,,
Saat buka FB,, komentar-komentar miring bertebaran dimana-mana,,
Mau baca kompasiana, tulisan yang menghujat dunia kedokteran ga sedikit,,
Pengen buka portal berita, juga sama aja,, 
Detik, Kaskus, Twitter semua rame,, bahas dokter,,

Publik figur juga pada ga mau kalah,,
Lalu muncul komentar perih dari pejabat tinggi negara,,

Pedih,, sangat,,,

Membaca, mendengar hal-hal negatif setiap saat,, seperti belakangan ini, jujur saja, cukup membuat saya down,,

saya jadi teringat, beberapa hari yang lalu. Seorang rekan kerja saya yang lebih senior tiba-tiba berucap,, "mbak,, mbak kan masih muda ya,, masih termasuk baru lah ketimbang saya,, mesti belum pernah terpikirkan yang namanya pengen menyerah, berhenti dari dunia kedokteran kan ya?"

Tertegun saya mendapat pertanyaan itu,,

Saya??
Pernahkah ingin menyerah??

Jujur,, saya jawab pernah,,
Tidak hanya sekali malah,,,
Apalagi dengan keadaan seperti belakangan ini,,,
Rasanya pengen cepet-cepet stop,, berhenti,, dan fokus pada usaha lain yang secara finansial lebih menjanjikan,,

Tapi,,
Entah kenapa, setiap kali 'keterpurukan' itu menyapa, ada saja kejadian yang membuat saya kembali bisa tegak. Seperti pagi itu, juga pada banyak waktu yang lain. Diakhir sesi konsultasi, dan saat pasien hendak pamit meninggalkan ruang, mendadak mereka merangkaikan doa-doa tulus,, tanpa diminta,,
Dan itu sungguh,, suntikan motivasi yang luar biasa bagi saya,,
---

Well,, apapun yang terjadi hari ini,, biarlah,, biarlah mereka mengatakan apa saja,,
Tetaplah bekerja sebaik-baiknya
Tetaplah menebar sebanyak-banyak kemanfaatan,,
Jangan kecewakan meereka yang tulus menyimpul senyum dan menguntai doa-doa kebaikan untuk kita,,
Hujan hujatan pasti kan berlalu juga,,

Ayo.. MOVE ON,,

Jumat, 29 November 2013

Andai Aku Menjadi

Pepatah mengatakan, 'Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau',,
Kita mungkin terbiasa memandang sebatas hijau-nya saja, lantas memendam rasa,, "Enak ya si-x kerja yang kerja di bank, gajinya guede,, bisa gonta-ganti mobil", atau mungkin "Enak tuh, kaya pak-y yang pengusaha itu,, udah tinggal tiduran aja dirumah, hartanya ngalir aja".

Ga hanya seputar besaran rejeki, tentang beban kerja pun juga, contonya begini, "Wah, enak kau ya, jadi akuntan, kerja tempatnya adem, nyaman, full ac ga kepanasan, tinggal duduk aja, buka-buka laporan di depan komputer,, ga kayak aku nih,,,"

Bahkan penyakit pun,, "oh si-z lagi sakit ya,, oh sakitnya ky gt,, itu mah mending,, aku nih lebih parah"
------

Well,, (meski yang terakhir ngasih contohnya agak-agak kurang pas) rasanya kita sering  terjebak dengan keluhan. Merasa diri begitu merana dengan apa yang kita peroleh atau yabg kita alami, lantas timbul rasa-rasa iri terhadap yang lain,,

Kita sering kali terjebak, oleh hijaunya rumput sebelah, tanpa kita menengok lebih dalam. Bagaimana si empunya menjadikan padang rumputnya menghijau? Juga dengan rumput kita sendiri, kita jadi lena untuk membuatnya sama hijau,, atau mungkin sebenarnya kita sekadar melihat dari satu perspektif saja, sehingga seolah 'yang sebelah' itu tampak lebih sip, tanpa kita lihat dari sisi selainnya?

coba sesekali, ubah cara pandang kita,,
---

Tentang pekerjaan misalnya,,

Benar si-x memang jutawan, tapi dibalik tingginya gaji yang dia terima, pernahkah terbayang seberapa pusingnya dia mengerjakan laporan-laporan, dikejar berbagai target dan deadline, sampai pulang malam karena lembur sudah menjadi kebiasaan.

Atau tentang si-y, tahukah kesehariannya, terus berfikir, mencari inovasi, gebrakan baru, merumuskan formula-formula agar bisnisnya terus berjalan?

Atau tentang profesi dan beban kerjanya..

Pak polisi misalnya, resiko kerjanya luar biasa besar, atau pak tentara, yang harus selalu siap tugas apapun, kapanpun, dimanapun. Ada bencana, kerusuhan, apalagi kegentingan nergara, harus selalu On.

Lain lagi dengan pak hakim,, jangan dulu dikira enak hidupnya karena gajinya gede, coba lihat sisi lain.. betapa ruwetnya kehidupan mereka, tiap hari berkutat dengan kitab undang-undang, dengan bermacam perkara, juga berhadapan dengan berbagai kepentingan. Riskan sekali kehidupan mereka, bukankah membuat putusan yang adil itu tidak mudah? ditambah lagi mutasi-mutasi cepat. repot kan pindahannya,,, apalagi kalau punya anak, usia sekolah.

Yang enginer, petugas pajak, pendidik, petugas kesehatan pun demikian, punya konsekuensi dan resiko kerja masing-masing.

Jadi..
Cobalah berfikir sebaliknya..

Coba bayangkan 'Jika aku menjadi..' tapi fokus pada berat tugasnya, atau konsekuensi pekerjaannya..
Agar kita bisa saling menghargai, saling menghormati. Agar kita tak saling curiga, tak saling mencerca.
Bukankah kita tak bisa hidup sendirian? Keberagaman yang ada bukankah untuk saling melengkapi?

Apa jadinya kalau tidak ada guru? Apa jadinya kalau tak ada pedagang? Atau kalau tak ada insinyur? Atau tak ada penegak hukum? Atau kalau tak ada dokter?

Minggu, 24 November 2013

Ga Semua Kaya Gitu Kok,,

Pagi ini saya mendapat cerita menarik, pengalaman salah seorang teman yang kecewa setelah bertransaksi via kaskus. Kebetulan si kaskuser tadi belum cukup punya reputasi, masih beruntung nominal yang sudah di transfer ga terlalu besar.

Sekilas kejadian seperti ini tampak biasa ya, tidak semua transaksi aman dan bebas penipuan tidak semua penjual online rekomended, lantas apa menariknya?

Well, memang ada penjual yang ga jujur, namun apakah kita jadi antipati sama yang namanya jual beli? Apa kemudian kita langsung meniai bahwa semua pedagang tidak terpercaya?

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kala kita bertemu dengan "oknum".

Dijalan misalnya, saat ada tilangan, tujuan operasi penertiban itu memang bagus kan ya, biar kita aware terhadap safety riding, biar kita tertib berlalu lintas, biar kita di jalan ga ugal-ugalan; tapi kadang diantara polisi yang memeriksa itu ada yang ga ngasih surat tilang,,

Contoh lain di parkiran, petugas parkir kan yang mengatur parkir supaya rapi, plus juga bantu ngarahin pengendara yang mau masuk atau ngeluarin kendaraan. Kalau ga ada tukang parkir susah kan kita? Tapi diantara banyaknya, kadang ada juru parkir yang setelah nerima jasa parkir langsung pergi aja, ga bantu proses parkir memarkir.

Lain lagi di sekolahan, beberapa berita merujuk ada guru yang mendidik dengan kekerasan, atau di lain daerah ada yang narik pungutan liar, bilangnya uang gedung, atau uang sumbangan apalah..

Di dunia kesehatan pun demikian,,
Kemarin kita dihebohkan dengan berbagai berita dan berbagai tudingan tentang pelayanan. Ada yang merasa ditolak, dilayani dengan kurang baik, ada pula yang merasa tidak puas.
Diantara petugas kesehatan plus juga petugas administrasinya, memang ada yang kurang ramah, atau adakalanya melayani dengan kurang memuaskan,,  Tapi toh bukan semuanya kan?

Apapun profesinya,, kita tentu ga suka disama-samakan dengan contoh-contoh kurang baik yang ada.. Yang tidak baik ya satu dua memang ada, namun bukan berarti yang segelintir itu merupakan cerminan dari yang kebanyakan bukan?

Selasa, 19 November 2013

Kontradiksi Dunia Kedokteran

Jaman saya kecil, ada artis yang khas banget, seorang kakak cantik yang selalu tampil dengan kesan begitu dewasa dan momong anak-anak, yang kemana-mana selalu ditemani boneka mungilnya, siapa lagi kalau bukan Kak Ria Enes dan si imut Susan.

Waktu itu dia punya lagu, baris awalnya kira-kira begini:



Susan,, Susan,, Susan,, Besok gede mau jadi apa?
Aku kepengen pinter biar jadi dokter
....


Kalau kalian lahir era 80-an, mestinya masih inget dengan lagu ini kan ya?

Di jaman itu, profesi dokter sangat dihargai. Seorang dokter, selain dianggap sebagai penolong, juga pemberi harapan, dokter dinilai punya status sosial lebih di dalam kehidupan bermasyarakat serta dipercaya punya banyak kelebihan, salah satunya seperti yang susan sebutkan "pinter". Pertimbangan dokter begitu diperhatikan, bahkan untuk pengambilan keputusan yang ga ada kaitannya dengan kesehatan sekali pun. Di desa-desa terutama, saat mau membangun fasilitas desa, tak jarang pak/bu dokter yang lagi menjalani masa bakti diajak urun rembug..

Sekarang jaman sudah bergeser,, begitu jauh...

Jumlah dokter sekarang jauh lebih banyak ketimbang jaman dulu...
perkembangan ilmu kedokteran begitu cepat..
fasilitas penunjang kesehatan makin lengkap dan makin canggih,,

Namun bukan berarti kepercaan pada dokter makin meningkat, malah justru kecurigaan pada dokter yang kini jadi berlebihan. Tiap tindakan dokter selalu dipertanyakan, padanya seolah berlaku asas praduga bersalah. 

Ancaman cap "mal praktek" jadi momok tersendiri bagi para dokter, dan cacian maupun makian makin kerap terlontar. Tidak nyaman dan tidak aman, terkadang membuat praktek terasa begitu berat. Padahal resiko dan tanggung jawab yang melekat tiada sedikitpun berubah,,

Disisi lain, saat profesi lain terdapat kebijakan remunerisasi, atau lain lagi berdemo minta kenaikan upah, bagi dokter pembicaraan seputar penghasilan adalah seperti hal tabu,,

Pun begitu drastisnya perubahan, pun begitu kerasnya hujatan-hujatan dilontarkan, namun kenapa jumlah peminat kedokteran tidak surut?

lihat saja para pelajar sma,, begitu antusias mereka berebut kursi fk, bahkan dengan perbandingan 1: sekian ribu pun, bahkan ada yang rela mengulang dua atau tiga kali, mencoba menembus pintu masuk kedokteran,,

atau yang baru kemarin kita saksikan bersama, adik-adik dengan nilai UAN SMA teratas di negeri ini, saat ditanya cita-cita, tanpa ragu dijawab : dokter.

 sekarang  coba tanyakan, ada berapa orangtua yang berharap anaknya jadi dokter. pun bila si anak sama sekali tidak mau tak jarang yang memaksakan kehendak,,

atau coba hitung, berapa fk baru yang bermunculan?
meski ada fk yang mematok tinggi "harga masuk" tetap saja peminatnya bejibun,,,

Tanya kenapa???

Kamis, 07 November 2013

Pizza tanpa Ribet

Lagi kangen sama pizza, eh nemu resep pizza tanpa diuleni ditempatnya dek chuznul. Yakin simple banget, ga perlu tenaga extra buat ngadon, juga ga perlu megangin alat khusus pembuat adonan roti, yang gerakan n getarannya,, butuh tenaga juga buat megangin alatnya,, :p

Nah, jadi pengen praktekin resepnya, penasaran banget,,
Dan berhubung lagi pengen bikin olahan sayuran juga, lantas kepikiran untuk bikin pizza sayuran,,



Akhirnya, dibuatlah pizza yang pengennya dikasih nama 'simple garden pizza'. kenapa simple? karena bikinnya emang gampang, ga ribet, bahannya gampang dicari, dan ga pake oven lagi,, :p

Ini dia resepnya,, 

Bahan:
150 ml air hangat
1sdt ragi instant
1/2 sdt garam halus
1 sdt gula pasir
250 gram tepung terigu protein tinggi
2 butir telur
2 sdm margarin
1 sdt oregano dan sedikit basil
saus tomat botolan
1 buah bawang bombay kecil, iris tipis
1/2 buah wortel ukuran kecil, serut tipis
1/2 buah jagung manis, sisir
1 batang daun bawang
1/2 kaleng kecil jamur kancing
1 buah tomat, potong kecil
keju cheddar, cincang

Cara membuat:
  • Larutkan ragi dalam air, campurkan tepung, garam, gula, margarin serta telur, aduk hingga tercampur rata, membentuk adonan roti yang lembek dan basah. Tutup wadah dengan kain, biarkan 1 jam. Masukan ke dalam kulkas, diamkan 1-2 jam lagi.
  •  Keluarkan adonan pizza, letakkan diatas wajan teflon, tekan-tekan hingga melebar memenuhi permukaan wajan. Usahakan semua sisi ketebalannya rata.
  • Olesi permukaan adonan dengan campuran saus tomat, basil, dan oregano. Tambahkan bawang bombay, jamur, sayuran, dan keju.
  • Panggang pizza dengan api super kecil, kira-kira 25 menit dengan teflon bertutup hingga matang, roti nampak kecoklatan dan permukaannya kering. Potong-potong, sajikan selagi hangat.


Senin, 14 Oktober 2013

Belajar dari TimNas U-19

Euforia atas 2 kemenangan Timnas U-19 masih kental terasa.  Kebahagiaan yang tidak hanya milik mereka satu tim, tapi turut dirasakan lewat naiknya omzet para pedagang asesori bola, juga oleh masyarakat luas yang begitu antusias, sampai ada yang berkonvoi, mengarak beberapa pemain muda berkeliling kota naik mobil bak terbuka.

Suatu prestasi yang membanggakan. Suatu awalan yang akan membawa masing-masing mereke ke dunia dengan berbagai 'cobaan' yang lebih tinggi. Baik dari segi makin beratnya laga yang akan dihadapi, 'rayuan' dunia hiburan, juga 'godaan' perubahan lifestyle.

Terlepas dari hal tersebut ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari permainan apik mereka:
1. Kerja  keras
2. Endurance
3. Teamwork
4. Semangat juang
5. ...
dan masih banyak lagi :)

yang jelas, kalo menurut saya, ada satu hal lagi  : TIDAK LUPA BERSYUKUR!

Ada suasana syahdu, haru, yang saya rasakan melesak dalam dada, saat melihat kegembiraan tim sesaat setelah wasit meniup peluit panjang, tanda kemenangan dari Korea. Baik pemain maupun pelatih, berlarian membawa sang Merah Putih, lantas secara berjamaah mereka serempak, bersujud syukur.

Satu pemandangan yang luar biasa. Ya, ditengah kegembiraannya mereka tak lupa bersyukur. Tak lupa kalau kemenangan itu perpaduan antara kesungguhan usaha dan karunia-Nya. Ada Kuasa-Nya yang berperan.

Saya lantas jadi merasa malu,,
seberapa rasa syukur yang saya punya selama ini?padahal berjuta nikmat telah saya dapat,,

Terimakasih TIMNAS,,
Terimakasih untuk kembali mengingatkan saya,,

Berjuanglah selalu,, Garuda Jaya! :)

Minggu, 06 Oktober 2013

Antara Top Chef dan Adik Koas

Menonton acara masak memasak memang seru. Kadang jadi memunculkan rasa kepengen masak, selain juga dapet ilmu-ilmu baru termasuk jadi tambah pengetahuan trik masak. Lebih seru lagi nonton acara masak-masak yang dijuriin. Semacam Mater Chef, Like a Chef, ato Top Chef.

Nah, yang terakhir disebut ini terasa sedikit berbeda. Lah pesertanya aja udah jadi juru masak beneran.. dari resto-resto ternama pula. Jelas saja pas masaknya mereka tampak lebih luwes, lebih tenang dan tampak terampil.

Pada saat penjurian pun terasa berbeda dibanding ajang lain. Kenapa? Ya tadi, karena pesertanya memang sudah lebih profesional.
Tak jarang komentar jurinya bikin nyesek, dengan kritikan tajem, pedes, dan kayaknya "nyakitin ati" banget. Tapi toh itu sebenernya buat pelecut semangat,, kalau dengan bahasa alusnya mungkin bisa dikatakan "Euy, gak salah nih hasil kerjaan loe kayak gini? Kamu itu chef profesional bro, dengan pengalaman sama pengetahuan kamu yang luas itu, kita yakin kamu mampu membuat yang sebenarnya jauh lebih baik dari ini".
Tul ga? Tapi kan rasanya kurang nampol,,

Nah, ngomong-ngomong soal pedesnya komen para juri, ingatan saya langsung terarah pada masa "per-koas-an". 

Diantara para senior, ada yang halus nya luar biasa. Ada yang mengajar dengan jalan menjelaskan satu-demi satu halnya. Ada juga yang senang memancing, memberi pengarahan sebatas clue saja agar kita mau berpikir, kemudian mengarahkan saat mencari, agar sampai pada pemahaman yang tepat. Ada juga yang tegas luar biasa. Tak ada toleransi, pun sedikit saja kesalahan yang terjadi.


Well,, segalak-galaknya, mereka sayang kok sama kita semua. Kalo ga sayang justru kita ga di katain, mau salah ya tetep aja dibiarkan,, jadi kitanya ga tau kalo salah. Kalau sebatas ditegur, ya ga nampol itu tadi. jadinya kita menganggap setiap kesalahan itu kecil saja,,,  

Tentang Anak dan Kekerasan

"Nakal kamu ya!" tiba-tiba terdengar keras, suara bentakan ibu penjual gorengan. Tengah kesal dia dengan putra kecilnya, kutaksir sekitar 5 tahunan, yang sedang asik main bakar-bakaran kertas.

>>>

"Heh! Yang bener!!! Jangan gitu! Malu-maluin aja!" Lantang teriak seorang bapak. Melihat tiba-tiba sang anak riang berguling-guling di lantai sebuah swalayan yang baru saja mereka masuki. Entah kenapa tadinya si anak tertarik berlaku demikian, mungkin karena lapang, bersih, atau mungkin karena licinnya lantai toko,,

>>>

Pernah ketemu kejadian-kejadian sejenis?

Rasanya miris,, Sedih,,

Bukankah keluarga itu lingkungan pertama anak-anak, dimana mereka mulai belajar tentang perihidup?
Tanpa sadar, mungkin mereka menjadi "keras", sebab keluarganya

Jumat, 04 Oktober 2013

Kerja? Untuk Apa??

Sore itu, sembari menunggu jam pulang, dan mumpung kerjaan masing-masing kami sudah selesai, berkumpulah kami di ruang tengah kantor. Pembicaraan mengalir santai. Entah apa awalannya, tetiba sudah sampai pada pembahasan CPNS. Kegalauan hati tentang mau ikut atau tidak CPNS-an tahun ini, mendamparkan kami pada satu pertanyaan : "Kamu kerja buat apa?". Lantas salah seorang teman kami mengisahkan apa yang dialami tetangganya.


Ceritanya, beberapa hari yang lalu ada seorang bapak-bapak -tetangga dekat salah seorang teman kami-, tengah menunggui istrinya berbelanja. Enggan ikut muter-muter, bapak tadi memilih menunggu istrinya di pasar. Tak bersalang lama, muncul lelaki peminta-minta. Emang dasar si bapak orangnya supel, dan suka ngobrol, ditambah lagi pas ga ada kerjaan, daripada melongo sendirian, nunggu istri belanja, si bapak iseng-iseng nyapa pengemis tadi, niatnya sih sekedar basa-basi saja. Ngobrol-ngibril, ngalur-ngidul. Langsung sambung-menyambung aja si bapak ngobrolnya. Entah dari mana mulanya, tetiba saja lelaki pengemis yang gantian pengen angkat bicara duluan. Mungkin biar yang mendominasi pembicaraan biar gantian. Temanya kali ini ternyata tentang pekerjaan...


Lelaki peminta-minta (A) : Eh pak, sampean kan PNS to ya?

Si Bapak yang nungguin Istrinya belanja (B) : Iya. Kenapa?

A : Udah berapa lama pak ngantornya?

B : Sekitar 20 tahunan lah. Lah, kalo sampean, kerja keliling-keliling kaya gini udah berapa lama?

A :  Wah, lha ya berarti masa kerja kita sama lah pak. Saya juga ada 20 tahunan, hha. Lha kerja segitu lama sampean udah bisa dapet barang apa aja pak?

B : Lumayan lah.  Rumah ya sekarang udah ada. Udah selesai cicilannya. Kendaraan juga ada. Tuh, bebek merah didepan itu tu.. yang udah nganterin saya kemana-mana. (Si bapak bangga banget sama bebernya, yang meskipun udah beres urusan perkreditannya, tetep aja berbunyi "dit,, didit,,dit,,dit)

A : Oh,, (sambil manggut-manggut)
A: kalo saya ya pak ya,, dengan kerja kaya gini aja 6 juta juga pasti nyampe ditangan tiap bulannya... kalo diitung kasar aja ya, kayanya masih banyakan saya. Itu saya punya rumah di perumahan ujung sana. Mobil juga sekarang udah ada. Nah, sampean kerja tu niate buat apa? (sambil pasang muka serius)

B : eh??

A : Gini,, gampangannya ya,, kalo sampean kerja emang cuma buat nyari duit, duit, dan duit aja ya mendingan kerja kaya saya aja dong. Duit ngalir.. meski banyak recehan, kalo ditukerin ya lumayan. Bahkan kalo ditotal juga, hasil bulanannya gedean saya toh? Tapi kalo sampean punya niat kerja buat ibadah sih, lain kata, lain perkara itu..

B: ... ??? (melongo aja)

Iitu kutipan cerita dari teman saya. Intinya seperti itu. Kalo kalimat nya sih udah ga persis ya, tapi isinya kaya gitu lah,,,

>>>
Moral teaching-nya apa donk?
lebih baik jadi pengemis, dari pada capek-capek ngantor?

No.. No.. No..
bukan itu,,

Kayak yang dipesankan sama pak peminta-minta: Kerja itu bisa jadi ibadah,,

So, lakukan pekerjaanmu sebaik-baiknya. dengan penuh sungguh. jangan lupa niatkan mencari ridho-Nya... :)


Kamis, 19 September 2013

Selalu ada maksud

"Kak, kenapa sih kita harus makan?". Tanpa mengalihkan perhatian dari bacaannya, kontan si kakak membalas "Biar ga laper dek..". "Tapi kan ical ga laper... dari tadi di suruh mam sama ibu. Bosen ah kak tiap hari diuber-uber suruh makan melulu". "Eh.. ya biar ga lemes dek.. biar kita kuat, sehat. Seger. Jadi mau ngapain juga semangat" si kakak nyeplos memberi jawaban.. sembari berharap adiknya mau menerima jawabannya tadi..

Sesederhana makan, minum, juga tidur, aktifitas harian yang rasanya semacam siklik, dan tak perlu sebab. Ternyata tetap saja ada alasan kenapa harus kita lakukan..

Ya.. tiap tindakan selalu ada maksud.. ada tujuan. Pun juga tiap kejadian yang kita alami. Banyak hal yang rasanya 'kebetulan' terjadi  atau perkara yang serasa tetiba kita 'ditimpakan'..  namun sungguh, semua tiada lepas dari perencanaanNya

Jangan cepat berprasangka.. selalu ada maksud dan tujuan.. itu pasti..

Selalu ada rencanaNya.

Berbaiksangkalah.. Dia pasti hanya memberikan yang terbaik..

Kamis, 25 Juli 2013

Separoh bulan

"Ramadhan, maafkan aku tak seperti mereka,, "

Status FB seorang sahabat saya, beberapa hari yang lalu,,

Saya langsung merasa tersindir membacanya, bagaimana tidak? saat orang-orang tengah bersibuk saling lomba mengumpulkan sebanyak-banyak amalan, sibuk memohon ampunan, serta berbondong mencari pahala; namun pencapaian saya masih segini-gini saja,,

Kemudian tanpa sengaja saya menemukan satu note, dari seorang ibu muda, saya tidak kenal dengan beliau, tapi tulisannya cukup membuat saya tertampar,,
bagaimana tidak?
Dia yang repot dengan putra-putrinya yang masih balita begitu bersemangat melaksanakan berbagai ibadah ramadhan. Yang kala sholat, saat sampai sujud tiba-tiba sang anak sudah duduk manis, bertengger dipunggung ibunya, dikira sang ibu hendak mengajak main kuda-kudaan. atau kala lain, saat tilawah, tiba-tiba dedek merebut mushaf, atau kadang tiba-tiba rewel, lain waktu lagi, tiba-tiba bertengkar,,

sedang saya?
bahkan saat belum ada yang merepoti pun, lagi-lagi pencapaian saya masih segini-gini aja,,

ah,, tinggal setengah bulan kedepan,,
mari kita perbaiki,,

Rabu, 24 Juli 2013

kalau jatuh karena jalan rusak?

Serasa orang ilang,, sendirian masuk ke meetingroom nya hotel griya patra, ditengah para senior; kepala berbagai puskesmas, RS, klinik swasta, juga bapak-bapak Kanit Lantas dari berbagai kecamatan. Jadi bener-bener berasa anak kemarin sore,, tapi demi memenuhi undangan polres,, mari kita ikuti acaranya dengan seksama,, :)

Pas nerima undangan, tertulis judul acaranya  Rapat koordinasi 'bersama menyelamatkan korban kecelakaan'. Awalnya saya kira mau bahas tentang operasi ketupat, apalagi sebagai preambule pak Kasat Lantas menyebutkan bahwa kecelakaan tidak berkaitan dengan sistem kalender berbasis matahari, tapi terpengaruh oleh kalender berdasar bulan alias kalender hijriah. Wah semakin deg-degan lah saya,, jangan-jangan ini bagi-bagi jadwal jaga posko,,

Tapi ternyata bukan, inti acaranya adalah, pengeratan kerjasama antara kepolisian, pihak medis, dan jasa raharja untuk meningkatkan upaya prefentif sekunder, yakni penyelamatan korban kecelakaan. Nah dari uraian baik yang disampaikan Kadinkes, Kasat lantas, maupun kepala JR, ada satu hal yang menurut saya cukup menarik, yang sayangnya tidak masuk dalam pembahasan.

Dinyatakan bahwa JR tidak menjamin kecelakaan tanpa lawan (kecelakaan tunggal), kecuali bila kecelakaan tersebut terjadi pada angkutan umum (selama si korban adalah penumpang resmi tentunya). Kenapa saya bilang menarik? Dari pernyataan tersebut, berarti orang yang mengalami kecelakaan tunggal, kalau pakai kendaraan pribadi berarti tidak dapat di klaim ke JR. Nah kalo penyebab kecelakaannya karena misalnya kendaraan tidak layak pakai, tidak memenuhi standar safety riding, tidak punya surat lengkap, ato kelalalaian pengendara ya bisa diterima lah ya,, tapi kalo karena kondisi jalan yang rusak dan tanpa perbaikan gimana? Misalnya pas posisi habis ujan,, lubang-lubang yang dalem itu ketutup genangan air campur lumpur,, ga keliatan kan? kalo ada motor lewat dan ga liat, walaupun kondisi motor bagus, perlengkapan safety juga udah dipakai, tapi kalo akhirnya 'kejeglong' ke dalem lubang, trus jatoh deh tu motor,, siapa yang salah? (ya salah juga sih,, salahnya lewat situ.. lha tapi kalo ga ada jalan lain, mau lewat mana lagi?).

nah loh,, jadi gimana dong?

oia, temen-temen yang membutuhkan info lengkap tentang jasa raharja bisa klik disini ya..


Minggu, 02 Juni 2013

Steamed choco vanilla cake with dates raisin and cinnamon

Kemaren siang mampir Alfamart, niat hati mau ngambil 3D puzzle, tapi ya namanya kaum hawa liat kurma, kismis dan cokelat jadi pengen belanja. Kebetulan lagi pengen bikin kudapan, jadinya bikin layer cake kukus pakai bahan tadi deh. Cobain yuk..

Bahan:
- 4 butir telur
- 200gr gula pasir
- 125gr margarin, lelehkan
- 150gr tepung terigu
- susu skim
- bubuk vanilla 1/2 sdt
- bubuk cokelat 1sdm penuh
- bubuk kayu manis
- baking powder
- kurma, cincang
- kismis, potong

Kocok telur bersama gula pasir sampai mengembang. Tambahkan baking powder, margarin cair, tepung terigu dan susu skim. Aduk rata.

Ambil adonan kira-kira 2 sendok sayur, tambahkan bubuk cokelat. Aduk hingga homogen.

Sisa adonan dibagi 2.
Satu bagian ditambah bubuk kayu manis. Bagian kedua ditambah kismis dan kurma.

Kukus adonan pertama dalam loyang yang sudah diolesi margarin kurang lebih 5 menit. Tuangkan adonan kedua, hias dengan adonan coklat. Kukus lagi ± 15 menit.
Angkat. Sajikan

Sabtu, 25 Mei 2013

Special Bday Cake

Today is my father in law's 52th bday. We planned to celebrate it, but we haven't bougt a bday cake. If we make 'yellow rice' it seem rather difficult.

Fortunately we have so many ripe banana. Because my father love coffe so much, we decide to make him a special bday cake: double layer steamed banana cake with cappucino, cinnamon, and choped cheese :-)

Happy bday papa...
Barakallahu fii umrik..
May Allah bless U,,.

Kamis, 23 Mei 2013

Mie goreng special (instan)

Hm... siapa sh yg ga kenal mie instan? Gurih, enak, sedep.. apalagi dimakan pas hawa2 dingin...

Nah, kemaren tiba2 kangen sama yang namanya mie goreng.. udah beberapa bulan ga ketemu sama mie instan. Tapi.. mengingat lagi berusaha ngurangi penyedap (yang di bumbu mie pastinya ada), makanya bikin mie instan pake bumbu sendiri... ternyata enak juga.. :-)

Bahan:
Mie instan
Telur
Sayuran (pakcoy, wortel, kol, daun bawang, jagung manis sisir bisa juga ditambahi atau diganti dengan sayuran lain)
Sosis > goreng (diganti bakso, udang, atau suwiran daging juga bisa)

Bumbu:
Bawang putih, merah, bombay
Cabai
Merica bubuk
Garam
Kecap manis

Cara membuat
- rebus mie instan > tiriskan
- di wadah lain, rebus sayuran bergantian dg telur (ceplok dulu)
- tumis bawang, masukan mie, sosis, sayuran kecuali pakcoy. Aduk2. Masukan merica, garam, kecap sesuai selera.
- masukan irisan daun bawang, seledri. Aduk rata
-hidangkan bersama telur, juga rebusan pakcoy.

Selamat mencoba.. ;-)

Selasa, 21 Mei 2013

Sayur Bening Tahu Goreng

Entah apa nama sebenarnya. Sayur jatah makan siang kali ini lumayan unik..

Dibilang sop bukan..
Sayur bening.. ya emag bening karena ga pakai santan. Tapi rasanya bukan kaya sayur bening biasanya.. yang jelas seger. Asin- asin sedikit manis. Kerasa juga mericanya, tapi ga sampe 'pedes'.

Kenampkannya sedikit oily.. mungkin karena potongan tahu goreng, atau minyak lebihan saat menumis bumbu diawal, irisan tipis bawang putih dan bawang merah.

Isinya beragam, paduan yang menurut saya unik. Kacang panjang, buncis, sawi hijau seperti yang biasa dipakai di mie ayam, wortel dipotong serong tipis, daun seledri dan loncang/daun bawang irisan lebar, potongan tahu goreng, dan tomat potong.

Baru kali ini saya ketemu yang beginian.. kapan-kapan dicoba dirumah yuks...

Senin, 20 Mei 2013

Dokter kini : faktanya?

Beberapa waktu lalu, serasa nyasar. Saat menunggu usainya jam mengajar tante saya. Di kantin mini salah satu cabang perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah tempatnya. Mungkin karena bentukan kantin yang begitu kecil, plus banyak pula karyawan yang mampir sarapan, jadilah seisi kantin tahu ada sesosok asing yang sendirian di ujung bangku panjang, dan itu adalah saya.

Berawal dari 'rasa asing' satu dua orang menanyai saya. Awalnya sekadar basa-basi nanya identitas dan keperluan saya kenapa bisa disana. Berlanjut pada obrolan-obrolan panjang. Yang makin tambah seru ketika mereka tahu bahwa saya keponakan rekan mereka. Beberapa langsung nyambung, dan mereka ternyata juga tahu bahwa saya seorang dokter.

Pertanyaan standart di awal. Seperti kerja di rs mana, dan pertanyaan2 sebangsa itu yang mulanya ditanyakan. Lama kelamaan kog rasanya saya jadi ga enak ya. Salah seorang mahasiswa dengan lantang dan pedenya menyatakan statemen yang menurut perasaan saya 'sinis'.

Dibilangnya "enak ya jadi dokter, kerja di digaji besar, masih dapat tunjangan, duit dari praktekan pribadi ngalir, belum lagi dapat dari apotek, jasa meriksa pasien, sama dari obat. Bisa cepet kaya tuh". Suatu statemen tanpa tedeng aling-aling, disampaikan mantap tanpa jeda, tanpa bisa ditanggapi apalagi disanggah.. *yasudahlah terserah deh

Well.. mungkin sebagian orang juga mikir demikian ya... kalo jadi dokter itu pasti kaya, hidupnya enak, terhormat.. ah.. apa iya? Emangnya gaji dokter tu segede apa?

Coba deh.. dilihat lebih jauh.. bagaimana sih sebenarnya kehidupan para dokter.. khususnya dokter umum..
Apa iya penghasilannya beneran  gede? Keliatannya sih iya.. kerjanya mempeng gitu, berangkat pagi2, pakaian rapi, keliatan necis pula.. trus kerjanya lama lagi.. pulang nti masih nyambung jaga lain tempat..

Kenyataannya?
Ada loh..yang  jaga full 24jam dapetnya 200 ribu aja, yang kurang dari itu juga ada.  Banyak bahkan. Padahal..  gimana rasanya jaga 24 jam? Mantap! Bisa tidur sih, kalo pas longgar aja, tapi ya mesti siap dibangunin kapan aja. Kalo saya, jujur ga kuat.. pertama: ga tenang boboknya, kedua kudu siap sport jantung kapan aja, ketiga pegelnya ga ilang-ilang, keempat ninggalin rumah selama itu tuh beratnya..

Nah yang kerjanya sampe beberapa tempat? Jangan dikira bejibun duitnya.. gimana kalo ternyata fee dari satu tempat aja ga nyukup?:-P *pernah kepikiran ?

Kalo yang bulanan? Sejawat saya dokter umum, gaji pokoknya 800k aja. Dibawah UMR.. lah kan masih ada tunjangannya? Ya emang ada sih.. tunjangan bensin 150 sama uang makan 150. Total berapa? Super sekali kan?
Yang ditempat lain ada juga, ga jauh beda, per shift 80 rb flat tanpa tunjangan lain. Kalo dikalkulasi, kerja yang setara orang kantoran berarti 5 hari perminggu = 20x jaga, artinya penghasilannya = 20×80k =1.6 juta. Banyak kah?

Lanjut tentang jasa medis.. ga semua dokter dapet.. tergantung kebijakan setempat.. seperti case diatas, fee nya flat. Ga ada jasa lagi. Nah ditempat lain memang ada yang ngasih, nominalnya bervariasi.. ada loh yang cuma dapet 2k per pemeriksaan.. padahal tanggung jawabnya? jangan ditanya,,

Bukan maksud mau ngeluh loh ya.. tapi memang beginilah kenyataan. Memang, Apapun yang didapat, mesti disyukuri, alhamdulillah. Beroleh sedikit juga udah lumayan, kalo kata nenek, paling ga otak tetap terasah. Bener, kalo buat ngeluh malah bakal jadi mberat-mberatin idup.
Tapi...
Akankah begini terus?

Tapi lagi,
Plis banget donk..
Kalo berpendapat ya liat2..

Pepatah rumput kita selalu lebih kuning dari punya tetangga emang udah mengakar,,, tapi ya jangan terlalu lah ya.. :-D

Satu hal lagi..
Entah kenapa, kalo dokter tuh urusannya sama asas praduga bersalah. Belum-belum sudah dituduh mal praktek, dikit-dikit udah dikira salah ngasih obat... selalu saja dokter yang dipersalahkan...
padahal...

***
Selamat hari bakti dokter indonesia..
Mari terus berkarya.. mari terus mengabdi.. ;-)
Dan mari trus berdoa..  brighter future buat kita semua.. :-)

Jumat, 26 April 2013

buat mahasiswa

Punya tulisan ilmiah? ikut event ini yuk,,,

8th International Medical Student Congress in Novi Sad
masih ada waktu 24 hari loh buat submit abstrak nya,, Deadline nya masih cukup lama, 19 Mei 2013.
kalo kongresnya bakal diselenggarakan tangganl 18-21 Juli 2013. Jangan lupa perhatikan aturan format tulisannya yah.. 
info lengkap klik disini nih


20th Internitional Student Congress of (Bio)  Medical Sciences
bakal digelar tanggal 4 sampai 7 juni 2013
info nya di sini ya


mau tahu yang lainnya:
ISMCK 2013

Selasa, 23 April 2013

Dari Wanita ke Kerja

Ada rasa trenyuh, melihat tayangan 'hampir penutup' di liputan 6 petang edisi 21 April kemarin. Laporan khusus terkait Hari Kartini. Saya jadi ngeh, ternyata banyak ya pejuang-pejuang tangguh di luar sana. Sejurus saya jadi teringat cerita rekan saya, tentang kekagumannya pada Yu Nah. Pedagang sayur keliling di areal tempat kerja saya, seorang janda, 10 tahun sudah kepergian suaminya, tapi dengan semangat kegigihannya seluruh putra berhasil dikuliahkan. Luar biasa perjuangannya.

Ah, jadi pengen malu,,
Saya yang kerjanya gak perlu jalan jauh bolak-balik dengan bawaan sampai 20kg di punggung, juga tidak perlu bersusah-susah mencari batu untuk kemudian di pecah, tidak juga harus keliling kampung menjajakan dagangan kok ya masih banyak mengeluh. Meski take home pay yang saya dapat masih dalam angka minimal, tapi mungkin saya masih kalah dalam kesyukuran menerimanya. Kadang saya haru, menyaksikan binar-binar penuh makna sembari mulut penuh pujian saat serpih demi serpih rejeki mulai terkumpul.

Saya kembali teringat wejangan senior, 
Saat jemari saya kepayahan memegang sungkup sambil memompa, seorang senior bertanya "susah ya dek?",     tadinya saya kira beliau bertanya karena berniat menggantikan, ternyata bukan, beliau lantas melanjutkan "Dek, yang namanya kerja, apa pun kalau dirasa mesti berat. Susah. tapi setidaknya kita tidak perlu berpanas-panas di ladang, atau capai-capai mencangkul sawah".

Well,, benar juga,,
Kuncinya adalah nikmati dan syukuri,,

Mari belajar mencintai dan menghargai diri serta pekerjaan kita,,
Rejeki sudah Allah atur,, tinggal kita yang bergiat menjemputnya,,, :)

Minggu, 21 April 2013

pare

beruntung rasanya,, sempat diberi kesempatan bertemu dengan kalian,, anak-anak hebat dari berbagai belahan negeri,, dengan semangat luar biasa dan impian-impian yang luar biasa pula,,,

meski singkat perjumpaan kita, makna persahabatan kudapat dari kalian,

kini, walau bentangan jarak memisah raga, semoga kekuatan doa tetap menyatukan kita,,

semangat menggapai impian kawan... :)



dibawah rumpun bambu


ini juga dibawah pohon


Sabtu, 20 April 2013

nostalgila #1

Obrolan ringan kemarin pagi membuat saya seolah terbang, menyusuri rentetan peristiwa yang berawal sekian tahun lalu. ingatan saya kembali pada kejadian tidak sengaja yang mempertemukan kami, dua abg *yang udah ga ingusan* yang sama-sama lagi kebingungan mencari kos-kosan. perkenalan singkat yang membuat sadar ternyata kami sedaerah asal, dilanjutkan dengan kesepakatan mencari kos bebarengan. mungkin karena sesama anak baru *yang masih kaya anak ilang* membuat kami mudah dekat.

saya jadi mellow,, mengingat beberapa keonengan, sejumlah kedodolan, serta sekian cerita. bersama melewati pasang-surutnya hari perkuliahan, berpusing membuat refrat, riweh mewarnai flip-chart, spaneng bareng pas mau ujian, utek-utek mainan corel, belajar jualan bareng, sampai saling rawat saat down atau sakit. saya masih ingat obat mujarabnya: seporsi sate kambing! Dan  satu fase yang rasanya bakal selalu keinget, hari-hari persiapan ujian nasional/ uji kompetensi yang super 'Wuah'. Kami berdua ikut belajar kelompok. Tidak intens. Lebih sering belajar bareng, berdua saja, saling bergantian menginap. Sesi belajar yang lebih tepatnya diisi sesi saling curhat. Saling berbagi rasa, menghadapi hati yang lagi kalang-kabut, kembang kempis. Ya, ditengah galaunya persiapan ujian, hati kami malah gundah, ternyata kami baru saja tiba-tiba dilamar! Oh! Oh! Dan ditengah kegugupan kami akan ujian, kami sama-sama merencanakan 'hari besar'.

Hidup memang selalu penuh kejutan,
Setelah sama-sama berganti status, dan sama-sama dibawa ke 'tempat asing', lewat satu kesempatan kami bersua lagi. sama-sama sedang membangun mimpi.
saya jadi ingat, satu foto kenangan, satu foto yang kami edit bersama, foto bertuliskan

Sista Foreva

semoga terkabul,, bersaudara untuk selamanya,,, :)

Belajar dari Sumpah Dokter

Bagi seorang dokter umum, prosesi sumpahan memang berasa "woow". Bagaimana tidak, seumur hidup cuma sekali. 

Dari beberapa point isi sumpah, ada satu point yang cukup menarik..


Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan

nah, pas sebelum direvisi, pada Lafal Sumpah Dokter yang tertuang pada PP no 26 tahun 1960, point tersebut bunyinya begini:


Teman-sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara kandung


apa menariknya?
mari kita telaah,, *bahasanya,, ampun ya*

anda punya sahabat? karib? bermakna sekali bukan. Mereka yang awalnya bukan siapa-siapa, lantas seiring waktu dan perjalanan hidup menjadi serupa saudara. saling menguatkan, saling mengingatkan, saling dukung, dan berbagai hal positif lainnya.

saat anda melakukan suatu kealpaan, anda mungkin tidak sengaja, dan orang lain mungkin segan memberitahu, tapi sahabat anda akan datang, meluruskan apa yang tidak pas.
juga saat anda menemui kesulitan, mungkin anda akan sungkan meminta pertolongan. tapi dengan sahabat, anda merasa lebih lapang, tidak kikuk saat minta bantuan.

begitulah, terhadap tiap sejawat semestinya serasa sahabat, seolah saudara.

saya jadi berandai-andai,,
mungkin saat itu, para perumus sudah melihat potensi-potensi 'kres' diantara para pengguna jas putih ini. makanya untuk mengingatkan perlu dimasukkan dalam sumpah. dan kenyataannya memang ada, *ada lho ya,, maksudnya segelintir saja* mungkin karena saingan, atau entah mungkin terlatarbelakangi oleh motif tertentu, sesama teman sejawat jadi saling kurang akur,,

terus bila dirunut lagi,, 
sumpah hipokrates, yang jadi dasar sumpah dokter, ternyata lafalnya begini:


I swear by Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and Panaceia and all the gods and goddesses, making them my witnesses, that I fulfil according to my ability and judgement this oath and this covenant.


To hold him who has taught me this art as equal to my parents and to live my life in partnership with him, and if he is in need of money to give him a share of mine, and to regard his offspring as equal to my brothers in male lineage and to teach them this art-if they desire to learn it-without fee and covenant; to give a share of precepts and oral instruction and all the other learning of my sons and to the sons of him who instructed me and to pupils who have signed the covenant and have taken an oath according to medical law, but to no one else.

I will use treatment to help the sick according to my ability and judgment, but never with a view to injury and wrongdoing. neither will I administer a poison to anybody when asked to do so, not will I suggest such a course.

Similarly I will not give to a woman a pessary to cause an abortion. But I will keep pure and holy both my life and my art. I will not use the knife, not even, verily, on sufferers from stone, but I will give place to such as are craftsmen therein.

Into whatsoever houses I enter, I will enter to help the sick, and I will abstain from all intentional wrongdoing and harm, especially from abusing the bodies of man or woman, slave or free.

And whatsoever I shall see or hear in the course of my profession, as well as outside my profession in my intercourse with men, if it be what should not be published abroad, I will never divulge, holding such things to be holy secrets.

Now if I carry out this oath, and break it not, may I gain for ever reputation among all men for my life and for my art; but if I transgress it and forswear myself, may the opposite befall me.



Ga ada kan point tentang 'harmoni sesama sejawat'. mungkin masa itu semua bisa saling seirama, saling menghormati, jadi nggak perlu disebut saat sumpah *sekedar analisa liar saya lho ya,, :)*

lantas sepanjang ini intinya apa?

yuk, sesama dokter Indonesia kita sama merapat,, utamakan berprasangka baik,, mari kita saling dukung, saling mendoakan,,, seperti apa yang dulutelah kita ucapkan saat sumpah,,


_______


sejawat adalah saudara, perlakukanlah ia sebagaimana anda ingin diperlakukan

Episode Rindu

Jumat sore,,
Mendadak ingatanku melesat pada seseorang disana, disebelah timur, sekitar seratus sepuluhan kilometer dari tempatku ini.. pada seseorang yang selalu melesakkan satu rasa di dada,, pada seseorang yang aku tahu selalu merindukan kebersamaan dengan keluarga kecilku,, dan juga dengan tiga lagi,, gadis kecilnya yang kini sudah berpindah status serupa dirinya, menjadi seorang ibu,, Kerinduan yang aku tahu,, jelas meski tanpa pernah terang terucap

Ah,, aku merasa rindu,,
Aku rindu melihatnya, berjalan meski tertatih,,
Aku rindu mencandainya, berpelan mengingatkan tentang latihan, tentang kunci kekuatan,,
 Aku rindu menyaksikan sholatnya,, yang meski sulit,, meski dengan berbagai keterbatasan, meski awalnya tampak seolah dipaksakan, namun selalu tertib dilaksanakan,,,

Tiba-tiba  aku merasa iri,,
Menyadari betapa rapuhnya aku,, meski dikaruniai badan yang utuh, meski diberi nikmat sehat penuh, nyatanya malah sibuk memikirkan sekedar dunia,,
Ah,, aku jadi malu,,
Kalau dihitung-hitung benar dengan turus, nyata sudah kalau frekuensi limpahan airmata berlipat kali seringnya terjadi ketika memikirkan perihidup dibanding saat asyik bercengkerama denganNya,,



Ya Rabbi,, maafkan kami yang terlalu sering mengeluh,, yang terlalu berat memikirkan perkara remeh,, padahal limpahan AnugerahMu terlalu luas terbentang disekeliling kami,,
Ya Rabbi,, ajarkan kami untuk mudah mensyukuri pemberianMu,, menerimanya dengan sepenuh ridha,,
Ya Rabbi,, ampuni dosa kami, juga dosa kedua orangtua kami,, peliharalah kami ya Rabb,, jauhkan kami dari pedihnya siksa neraka,,,

Rabu, 27 Maret 2013

rumah yang lama tak dihuni

16 bulan,, bisa dibilang bukan waktu yang sebentar,, apalagi untuk meninggalkan rumah, tanpa sekalipun sekedar berkunjung,, apalagi beberes. Dan kenyataannya memang sudah selama itu 'rumah' ini ditinggalkan. Tanpa dilirik,, diutak-atik,, apalagi ditambahi postingan...

yeah,, wellcome back,,,
mari mengisi hari dengan menulis lagi,,,