Rabu, 15 Desember 2010

Pada sangka

Kepercayaan adalah dasar. Bagaimanakah mungkin ada harmony tercipta tanpa rasa percaya..

Kepercayaan adalah dasar. Bagaimanakah mungkin ada ketenangan ada kedamaian bila percaya tak dibangun pada awalnya,,

Lantas dengan apa bisa kutumbuh kepercayaan bila bukan dengan pengetahuan? Rasanya tak cukuplah persangkaan saja..

Selasa, 30 November 2010

akhiran

Tiba-tiba teringat wanita muda itu. Wanita muda yang baru saja kukenal. Beberapa hari yang lalu,,

Matanya sembab. Habis menangis dia. Bagaimana tidak? Kondisi suaminya mendadak drop. Tingkat kesadaran menurun, koma. Dokter bilang gcs-nya e1v1m1.

Matanya sembab. Habis menangis dia. Bagaimana tidak? Tadi keadaan suaminya sempat membaik. Di ruang perawatan intensif itu, meski tak kuasa berkata, binar mata suaminya begitu cerah, seperti menampakan janji kehidupan. Jemari suaminya yang lama terkulai, dapat bergerak lembut membelai wajah sang istri.

Wanita itu. Matanya sembab. Lantas tergugu menahan isak. Tak diduga, dia bertanya "mbak, Allah sayang sama mas kan? Semoga Allah lekas hilangkan sakitnya, ah, mas itu orang baik, kalau sakitnya tidak benar-benar mas pasti tidak akan mengeluh.."

Terharu. Siapa pula yang tidak haru mendengar untai doa berjalin asa yang digantungkan ke langit? Terenyuh. Tapi aku tahu wanita itu tegar. Terbukti, dia langsung mengusap air matanya. Berdiri tegak, berkata tegas, mengulas senyum, lantas undur kembali ke ruang perawatan. Isaknya hanya sementara saja,,

Dan Allah nyatanya benar-benar mencintai orang baik, tak diijinkanNYA kesakitan itu terus dirasakannya. Allah memberikan tempat dimana dia tak lagi merasakan sakit, Allah memberikan tempat yang lebih baik,,

***

Ah, mana tahu kita masalah esok. Manalah ngerti kita apa yang akan terjadi? Hidup adalah kesempatan. Mati bagian dari perjalanan, layaknya pintu masuk. Batas keduanya jadi misteri. Misteri yang mestinya membuat semangat berbaik-baik setiap harinya..
Dan nasib? Nasib adalah kejutan,,

***

Semoga nantinya diberi kemudahan menutup lembaran hidup dalam kebaikan.
Akhir yang baik,,
Semoga..

Karna masing-masing kita pun tidak tahu bagaimana akhirannya nanti,,

Pelangi Hari


Indah. Indah. Dan indah. Rasa senang, gembira, timbul saat mata memandangnya. Meski berada pada langit yang bergelantung kelabu awan penuh muatan, juga rintik hujan.

Itulah pelangi. Indah, sebagai pengindah di masa suram.

Dalam kehidupan kita pun pastinya akan ada pelangi. Ada hal yang indah pun saat kita dalam masalah.

Tapi ingatlah, tidak dalam semua keadaan pelangi muncul. Tidak pada hujan yang begitu lebat. Tidak pula pada hari yang begitu kelam. Ada syarat. Ada sinar matahari yang terdispersi warnanya.

Hidup pun kemikian. Saat kau ingin datang pelangi di hari mu, jangan lupa datangkan sinar mentari dahulu. Tahukah kamu sinar mentari kehidupan itu apa?

Dia adalah semangat. Semangat berjuang yang tidak mengenal batas pemberhentian,,, semangat yang juga membawamu terus berbaik sangka atas pemberian-Nya,,,

Senin, 29 November 2010

mendadak juri

Ga nyangka, tiba-tiba ada adek kelas meminta jadi juri. lebih kaget lagi pas dia bilang juri lomba masak antar bidang di organisasinya. Wew,, kerjaan yang ga mudah sepertinya.

Begitu dateng ke lokasi, peserta sudah bersiap. Dan wow,, kreatif-kreatif. Sem

uanya memasak sesuatu yang baru. Dengan bahan basic berupa ubi. TOP semua deh,,, salut sama kreativitas juga

kekompakan semua timnya..

Masak daging semi tongseng


Yang ini ceritanya mau bikin buat makan siang, sayur lauk campur. Ga kepikiran sama sekali pengen untuk bikin tongseng, namun ternyata bentuk hasil akhir masakannya malah rada menyerupai tongseng. Jadilah dinamai masak daging semi tongseng :D

Tidak kalah simple dari masakan sebelumnya, cukup cincang bawang putih. Kemudian tumis sampai harum, masukan jahe, daun jeruk, daun serai, tomat iris, cabai merah yang sudah dialusin, dan daging. Aduk-aduk sampai daging berubah warna. Tutup dan tunggu sampai daging lumayan empuk. Selanjutnya masukan kecap manis, garem, sedikit gula jawa, dan merica halus atau bubuk, serta air. Aduk rata. Didihkan air samapai danging empuk. Masukan buncis potong panjang, aduk-aduk sampai buncis matang. Angkat, sajikan dengan taburan bawang goreng.

Tumis campur bumbu kuning


Berawal dari keinginan makan sayur ditengah ramenya lebaran haji kemaren, tapi males mau masak macem-macem, apalagi jenis masakan yang ribet dan susah. Akhirnya masak asal cemplung-cemplung,, dan jadilah tumis campur bumbu kuning,,

Disebut bumbu kuning, karena emang warnanya kuning. Soalnya pake kunyit. Komponen yang lain ada garem, gula jawa, bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, semuanya dalam ukuran secukupnya, alias cukup dikira-kira aja J. Nah abis bumbu-bumbu itu selesai dialusin, terus ditumis pake minyak dikit aja. Kayaknya sesendok makan aja cukup. Jangan lupa diaduk-aduk biar merata en ga gosong. Tambahin juga daun jeruk, serta daun serai. Abis tumisan bumbu tercium wangi, irisan daging dimasukin. Aduk-aduk rata sampe daging berubah warna. Tutup wajan.

Bikinnya gampang kan? Tapi ni belum selesai,, baru setengah jalan ini,,

Selanjutnya, setelah daging empuk, sayur-sayuran dimasukin (kemarin saya pilih labu ijo/ labu siem, dan wortel dipotong-potong dadu). Dimasak sampai empuk, menjelang diangkat masukan irisan besar daun bawang.

So simple kan?

Nah, karena memasak daging membutuhkan waktu yang lumayan lama. Biar proses memasaknya lebih cepet dan efisien waktu,, caranya sayur-sayur disiapin sembari nunggu daging empuk.

Senin, 01 November 2010

Harap pada Langit



hujan abu,,,

erupsi merapi,,,

tsunami mentawai,,,

hangat. Jadi perbincangan seru semua kalangan.

berita itu terus saja bergulir. Miris. Sedih? Tentu saja. Belum juga selesai masalah wasior, disusul tsunami mentawai, kemudian merapi, meningkatnya aktifitas sekian banyak gunung berapi, banjir ibukota,, sampai-sampai satsiun teve beranekdot bahwa negeri ini negeri 1001 bencana. Ah apa julukan itu tak terlalu berlebihan? Toh masih banyak kan yang sekarang ini masih bisa duduk nyaman, tidur tenang, makan enak, tanpa perlu banyak berfikir macam-macam? Tanpa dikelilingi kekhawatiran dan keadaan yang mencekam? Dan bahkan mungkin masih ada juga yang nyantai, dengan nyaman tanpa merasa bersalah memakan apa yang bukan hak-nya?

Saling tuding. Sudah biasa. Malah jadi luar biasa kalau berbagai pihak mau dengan berani mengungkap kekurangan dan kemudian dengan terbuka saling mengulurkan tangan, saling menguatkan. Yang ada masing-masing merasa paling benar. Ah ayo dong,, bareng-bareng… sama-sama berusaha sama-sama berdoa…

Di sisi lain, capek rasanya.. ada yang malah sibuk menghubung-hubungkan, sibuk mencari hal mistis. Ya sudahlah, ini semua cobaan, ini semua ujian,,, mau kapan pun juga kalau Allah sudah menghendaki ya jadilah sudah,,, ndak peduli sama tanggal yang katanya sama, ndak peduli apa bulan ini jumlah harinya ada berapa. Sudahlah, tak usah buang energy dengan yang begituan,, mestinya kejadian gini semakin menyadarkan bahwa kita ini jadi manusia jangan sombong. Kita ini cuman makhluk lemah… yak punya kuasa terhadap alam…

“maafkan kami yang terlalu seiring lalai, terlalu sering berlagak ‘sok’, terlalu mudah lupa akan segala karunia kenikmatanmu ya Rabb. Berikan kemudahanMu Rabb, hingga suatu saat nanti negeri ini akan beranjak menjadi negeri 1001 barokah”

Mozaik Lampu Merah



Lampu merah. Perempatan jalan. Mungkin itu tempat tersering yang kamu kunjungi dalam keseharian, ah tapi apa iya? Aku tidak tahu pasti, seperti biasa, aku hanya menduga-duga. Dan tepat saat lampu berganti rupa dari kuning ke merah, waktu yang selalu kamu harap, kamu berlari, nyengir, mencari target operasi…

“mbak makan,, minta buat makan…” memelas, kamu tunjukan wajah itu.

Jujur saja, aku bimbang. Aku tahu kamu memang perlu rupiah, tapi apa begini caranya? Tidak sulit memang mengulurkan keeping melati atau jalak bali, bahkan jika yang ku keluarkan hanya sebiji perak kakatua raja pun kamu pasti senang, segera kabur, lari ke pengendara selanjutnya. Tapi apa ini bijak?

Ah kamu ini masih anak-anak. Aku tak tahu bagaimana kehidupan bisa membawamu ke bawah terik jalanan. Apa itu pilihanmu? Atau ada yang menyuruhmu? Atau bahkan kamu merasa nyaman bersama debu jalanan karena rupiah mudah bergelincir ke tanganmu? Lagi-lagi aku tidak tahu..

Ya, kamu ini masih bocah kecil..

“sudah nggak sekolah, kan sudah lulus SMP. Sekolahnya sudah selesai,,” lugu jawabmu waktu itu, saat kutanya tentang sekolahmu. Masih dengan mimik nyengirmu, lucu. Aku pikir kamu ini anak baik. Saking lugunya, kamu menganggap sekolah itu cukup sebatas lulus sampai tamat es-em-pe, dan sudah. Persis sama kayak program pemerintah yang sering digembor-gemborkan : wajib belajar 9 tahun. Ah mestinya wajib belajar itu nggak cukup 9 tahun, mestinya lebih,, lebih,,, dan lebih,,, hm,, atau jangan-jangan kamu malah bingung buat apa sekolah? Jangan-jangan kamu putus asa dan beranggapan tidak ada guna sekolah?

Terlalu banyak persangkaan…

kepalaku penuh berbagai Tanya…

ah,, kamu ini masih anak kecil nak,,, maafkan aku nak,, bukan maksud berbuat jahat padamu. Bukan juga terlalu sayang terhadap koin-koin ku. Aku hanya berpikir, bahwa ini tak baik untukmu. Tak baik jika kemudian tertaman dalam benakmu, “mudah saja mengumpul rupiah, cukup menadahkan tangan, tak perlu lah yang namanya kerja”. Aku takut kamu jadi tidak mandiri. Aku takut kamu jadi ogah belajar dan bekerja dengan benar di hari-hari nanti. Aku takut jika kelak kamu akan lebih senang menggantungkan hidupmu pada pemberian orang. Dan aku lebih takut jika hari-hari mu yang begini, pelan-pelan membunuh mimpimu,,,

maafkan aku nak…
moga kelak engkau bertemu dengan hari-hari yang lebih indah, lebih berwarna dari yang sekarang ini. moga engkau mengerti,,,

Rabu, 27 Oktober 2010

Sumbing bibir dan Celah Langit


teringat satu hari di poli bedah plastik, lupa hari apa, tapi yang jelas waktu itu pasiennya bayi-bayi kecil semua. ada yang datang karena luka bakar air panas, ada juga hipospadi, tapi paling banyak karena sumbing. belajar dikit tentang sumbing yuk,,,
***

Bibir sumbing merupakan kelainan kongenital berat yang paling sering mengenai wajah. kelainan ini berupa terdapatnya celah pada bibir atas, dan sering disertai dengan celah palatum, yaitu rekahan pada garis tengah atap atau langit-langit rongga mulut. dengan adanya rekahan palatum ini, menimbulkan terjadinya hubungan langsung antara rongga hidung dan rongga mulut. Etiologi sumbing bibir dan langit-langit secara pasti tidak diketahui, namun dipercaya bahwa sumbing bibir dan langit-langit terjadi akibat berbagai faktor (bersifat heterogen dan multifaktorial) yang melibatkan interaksi kompleks antara faktor lingkungan (terutama saat ibu mengandung) dan faktor genetik.

secara embriologi perkembangan janin, celah pada bibir maupun langit-langit terjadi akibat adanya gangguan perkembangan wajah janin, berupa kegagalan penyatuan kedua-dua sisi pada usia kehamilan 3-8 minggu terutama saat usia kehamilan 5-6 minggu.

lebih lanjut mengenai embriologi terjadinya celah/sumbing
embriologi terjadinya sumbing

Kamis, 01 April 2010

april mop



Dapet info keren dari notes temen:
April mop (the april's fools day) atau hari yang dianggap sah-sah saja untuk berbohong, bahkan jadi semacam kebudayaan dan permainan, ternyata merupakan peringatan taunan (semacam ulang tahun gitu,,) bagi pembantaian ribuan umat muslim di spanyol tahun 1497M atau 892H. Dimana pembunuhan massal ini dilakukan melalui berbagai penipuan. Tak hanya keji, tak hanya pasukan muslim saja yang diserang, tapi semua muslim, baik wanita maupun anak-anak.

Maka rasanya tak layak buat kita-kita yang ngaku muslim buat mudah ikut-ikutan budaya luar yang tidak sesuai, meskipun sebatas bercanda, bermain, atau sekadar seru-seruan.

Bohong pas tanggal 1 april sering dianggap hal yang diperbolehkan. Tapi,, apa ga inget kalo bohong tu dosa?sejak kecil orang tua kita sering memperingatkannya. Makanya ga wajar kalo kita ikut-ikutan iseng dengan teman ber-april mop ria. Apalagi ditilik dari segi asal-usulnya,, yah Sejarah april mop tak lepas dari jejak pembantaian kaum muslim. Jadi?

keyakinan


Selalu ada kejutan. Pada waktu yang tiada pernah terkirakan. Pada kesempatan yang tiada pernah terpikirkan. Selalu ada kejutan. Dibalik kejadian. Diantara sekian perencanaan.

Karena pikirku sering tak sanggup menggapai kemaknaan perencanaanMu. Karena detil rencanaku tak seindah QadarMu. Maka peristiwa selalu saja Kau hadirkan, sebagai hadiah dalam hidupku. Sebagai kado, tanda berkah dan pengingatan. Sebagai kejutan yang membuat hidupku tiada pernah berjalan datar.

Namun akalku sering sulit merabai hikmah. Sampai waktu yang Kau ijinkan diriku mencapainya. Sebuah pengertian.

Karena pemberianMu tak pernah datang sendirian. Selalu berujud opsi, untuk dipilih atau dicampakan. Dan sendirian, Otakku sering tak mampu membedakan manakala itu karuniaMu.

Aku hanya terus beharap, semoga hati selalu terjaga. Agar jeli memahami dan mensyukuri pemberianMu. Agar peka mata melihat terangMu. Dan aku pun memohon agar Selalu dalam keadaan berKhusnudzon padaMu. Supaya teguh diriku dalam berkeyakinan. Bahwa PemberianMu adalah pasti yang terbaik untukku.


Yakin, bahwa apapun yang KAU berikan pastilah yang terbaik untukku, hidupku, masa depanku. Karna Engkau lah yang Maha Mengetahui. Engkau ketahui yang ghaib sementara aku tidak. Maka mudahkanlah aku dalam menetapi setiap putusanMU. Mudahkan aku supaya benar langkahku dalam arahanMU. Kuatkan aku dalam keyakinanku,,

terimakasih cinta



'Semua karena cinta... Semua karena cinta...'

Entah itu lagu judulnya apa. Apalagi kalo ditanya penyanyi asli dan ciptaan siapa, aku tidak tahu.. Nyerah. Dan aku juga tidak tahu, siapa yang memilih lagu itu untuk dinyanyikan tim paduan suara uns. Mungkin hasil musyawarah mereka begitu mendapat tugas. Ah entahlah. Rasanya tak begitu penting.

Hanya saja untaian kata dalam lagu itu cukup membuncahkan haru. Pas banget buat acara closing. Pengiring wisudawan dan orangtuanya keluar dari gedung auditorium, tempat sidang senat terbuka wisuda digelar.

Yah,, semua karena cinta. Hanya karena cinta aku bisa sampai pada pencapaian ini. Duduk dalam audit beserta banyak peserta lain. Kemudian berjajar, berdiri berurutan, maju bergantian saat nama dipanggil, kmudian diberi ijasah dan diberi hak mengenakan gelar akademik. Benar-benar semua ini bisa kuraih, bisa kurasa hanya karena cinta.

Semua karena doa cinta orang-orang tercinta. Terima kasih ibu, ayah, dan semua kakak juga adik-adik keponakanku. Sepenggal lagu, yang aku juga tidak tahu judul, penyanyi maupun penciptanya, tapi kurasa cocok sebagai ungkapan perasaanku 'terimakasih cinta untuk segalanya...'

Ya, terimakasih, hanya itu yang bisa kuhaturkan,,



Mutter... Mutter... Mutter... Und vater, danke von euer libe,,

Minggu, 28 Februari 2010

cemburuku



Sepagian ini handphone-ku Nampak begitu sibuk, kebetulan ketiga kakak dan ibu juga menelfon, seolah bergiliran seolah menemani perjalananku. Jadilah kerap deringannya memanggil-manggil minta diangkat. Tak disangka adik tingkatku berkomentar spontan “mbak, sering ya di telfon sama keluarganya…”. Serasa kaget, aku ingat cemburuku atau tepatnya iriku sekitar 4 tahun yang lalu. Dulu aku merasa iri, teman sekelas juga sekostku begitu seringnya ditelfon. Setiap hari. Begitu biasanya, bahkan sampai 3-5 kali per harinya. Sedang aku, jarang sekali rasanya ibu apalagi bapak menelfon.
Ya, waktu itu aku merasa iri. Dan iriku selalu menggumpalkan kerinduan. Terlebih kondisiku yang jarang pulang meski jarak rumah yang terbilang relative dekat. Hanya 100 km saja. Maka sering sengaja aku menelfon rumah, tanpa tujuan jelas, hanya ingin menelfon. ya, benar-benar hanya ingin menelfon. hanya ingin mendengar suara ibu, juga bapak. Kadang juga hanya ingin tahu, sedang apa mereka. Dan aku hanya ingin bilang “ doain adek ya…”. Jarang mengalir cerita. Tapi selalu berasa,, ada kelegaan yang mengalir setelahnya.

Belakangan baru kusadari. Intensitas telfon tidak selalu berbanding lurus dengan besarnya perhatian. Terlebih bagi orang-orang yang tidak memverbalkan perasaannya. Dulu mungkin ibu memang mengkhawatirkanku, si bungsu yang baru belajar adaptasi di kota orang. Tapi mungkin ibu ingin aku mandiri, juga mungkin berarti bahwa ibu percaya penuh pada ku. Apalagi ibu tahu bahwa aku memang jarang bisa bercerita. Jarang menutur kejadian padanya.
Dan setelah diingat-ingat, ternyata tak jarang juga ibuku menelfon. dan hampir sama denganku, ibu pun bilang bahwa beliau hanya ingin menelfon saja… hanya ingin mendengar kabarku. Mungkin ibu juga merasakan rindu. Berteman sepi di rumah.. (kalo ini sih gara-garanya kalo pulang rumah jadi rame,, soalnya jadi sering debat, dll –maafin adek ya bu…-)

Ah,, aku jadi malu… cemburuku dulu benar-benar lucu. Nyata benar kekanakanku…

ibu, bapak, maafkan adek yang tidak bisa cepat menangkap maksud kalian,,,


aku benar-benar cemburu. cemburu hanya oleh hal yang sebenarnya kecil, sepele,,, hanya karena tefon yang jarang kuterima

uji kepribadian


Determined Realists like to bear responsibility and welcome challenges. They are stable, reliable persons. External contacts are very important to them; they mix well and are very active. They are excellent organisers and are very happy when things are done correctly and punctually; they can quickly react impatiently if others are not as conscientious, orderly and dutiful as they are. They prefer structured work which produces visible results quickly to abstract, long-drawn-out processes. Determined Realists have no problem with routine as long as it serves efficiency. However, they very much dislike unexpected and unpredictable occurrences which mess up their careful plans. Once they have committed themselves to a cause they do this with dedication and are willing to make considerable sacrifices for it.

Determined Realists do not avoid conflicts and criticism but face up to them and look for solutions. As they have a keen eye for the errors and shortcomings of others and are often quick at expressing criticism, they sometimes rub people up the wrong way especially when they lose their temper and jump to conclusions. Due to their marked sense of justice they are quickly willing to correct themselves and never take offence if someone speaks to them frankly. You do not have to seek hidden motives with them; you always know where you are. Determined Realists are often found in executive positions as they combine commitment, competence and the ability to assert themselves. In their spare time, they often also accept responsibility in clubs and other institutions.

Traditions rate highly with Determined Realists. They attend every family event and never forget a birthday or wedding anniversary. Family and friends are very important to them. With their open, communicative manner, they find it easy to get to know people and have a large circle of friends and acquaintances. They are never superficial, but reliable and loyal friends who are always there when they are needed. Determined Realists take their relationships very seriously - they dream of finding a partner for life. In a love relationship, they seek above all stability and loyalty and here, too, they are willing to invest a lot in a harmonious togetherness. Determined Realists master crises or difficult phases with composure; they would never think of breaking a promise given. As a partner, one can always rely on their support.


Adjectives which describe your type: extroverted, practical, logical, planning, direct, structured, conscientious, responsible-minded, self-confident, critical, honest, orderly, reliable, controlled, objective, able to concentrate, resolved, purposeful, communicative, with a sense of duty, tradition-conscious, stable, able to deal with conflicts, solution-oriented, relationship-oriented, efficient, impatient, warm-hearted, competition-oriented
Determined Realist: Career

As a Determined Realist, you are one of the extroverted personality types. You enjoy working in a team as a colleague or a team leader. Because you have an outgoing nature, you approach others easily and openly; working in solitude by yourself would be punishment for you. You know how to appreciate a harmonic working climate, but the relationship to your colleagues is not as important to you as to some of the other personality types. For you, the task always comes first and your colleagues and/or superiors are second. As long as everybody is working as disciplined and determined as you are, everything is just fine.

However, if you sense that the work is suffering from irrelevant disputes or private matters that have nothing to do with the job, you have no problem expressing your criticism, and making your team toe the line. It would never occur to you to sacrifice a good result in your work on the altar of personal moods, or in favor of a conflict free environment. On the other hand, you are one of the personality types who is best at handling criticism, and swallow negative feedback without brooding or sink into depression. Consequently, you also can hold your ground in professions where the climate is a little rougher and more competition oriented.

You are an excellent organizer, and a genius at planning and maintaining a workflow that is precise and on time. You enjoy dealing with details and facts, developing rules and guidelines, and establishing standards. Here, your natural sense for systematic and love of order prove to be advantageous; as well as your acute aptitude to see the most efficient of all possible approaches.

Where your work is concerned, “reliability” is your second name. You have a real problem leaving things to chance, and you hate nothing more than when something unexpected happens, thus throwing your carefully laid plans into chaos without warning. When a project you conceived is implemented without any hiccups and is brought to a good end, this is your greatest joy.

It is a good idea not to be looking for an unstructured environment where constant flexibility and continual re-organizing are the order of the day. A certain measure of work schedule stability, reliability and predictability should be given, as well as the guaranteed availability of necessary resources. However, you have no problem dealing with considerable pressure where your performance requirements are concerned. Your spirit, infectious energy, and perseverance, permit you to welcome challenges and easily deal with them. A little action and variety are important ingredients of your ideal job, as well. Endless and identical procedures and people quickly bore your inquisitive and quick mind.


Determined Realist: Love

Your personality type belongs to the most loyal and most faithful types. Even though you are able to fall in love head over heels if the stars are properly aligned, recklessness in dealing with your feelings, and those of others, is totally foreign to you. A relationship is a very important obligation for you. You take it very seriously, and give it a very important place in your life. You are not scared off with sentences like “until death does us part”; on the contrary.

Security, responsibility, and stability are very important to you, and you strive for a permanent personal relationship. For that reason, you are very comfortable in the established traditions such as marriage and family. Once you make a promise, one can be sure that you’ll do everything in your power to keep it, and this especially applies to matters of love. Especially in the “tough days” of a marriage, you turn out to be your partner’s invaluable harbor. You expect the same from him/her. Unfaithfulness and flightiness are going to hurt you more than most other types. Just remember that when the time comes to choose a partner, because not all personality types are as consistent as you need your partner to be.

Determined Realists like you are well grounded, and are much too sober and smart to think that in a long-term relationships, everything is going to be rosy. You are aware that highs and lows are a part of love and life, and difficult times are not going to make you unsure or discouraged. Instead of unending passion, trust, and a deep and continuing friendship between you and your partner are important to you because you know that these feelings are better suited to weather the turbulence of everyday life. Your contribution to the relationship primarily are continuity, and absolute devotion to your partner and your family. Your sense of purpose, and your need to take charge are also evident in the way you deal with your partner. You are probably the organizer, manage most of everyday life, and are in charge of your social contacts as a couple or family, as well. This does not mean that you want to be particularly dominating; you just have a pretty good notion of how things are supposed to work, and you just implement them without hesitation.

iseng-iseng ikutan uji kepribadian di ipersonic typologi,,, ternyata... menurut hasilnya aku termasuk tipe realis bertekad,,, iya kah?

Minggu, 24 Januari 2010

menjadi muslimah






menjadi muslimah merupakan suatu anugrah,,
meski yakin tidaklah mudah, menjadi muslimah seutuhnya...

menjadi muslimah merupakan suatu anugrah,,
maka kesyukuran layaknya yang terus terhadir dalam relung kalbu...
kesyukuran yang terbalut indah dengan kesetiaan,,
kesetiaan akan ketaatan,,,

Perbedaan Mortality Rate pada Mencit Balb/c Model Sepsis Paparan Lipopolisakarida dengan Cecal Inoculum


ABSTRAK


Ariana Setiani, G0005063, 2009. Perbedaan Mortality Rate pada Mencit Balb/c Model Sepsis Paparan Lipopolisakarida dengan Cecal Inoculum. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sepsis merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pasien. Pengetahuan patofisiologi dan pengobatan sepsis terus diupayakan. Untuk itu, diperlukan pengembangan hewan coba model sepsis yang lebih menyerupai kondisi klinik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan mortality rate mencit Balb/C model sepsis paparan Liopolisakarida (LPS) dengan Cecal Inoculum (CI).
Pada penelitian ini digunakan 18 ekor mencit Balb/C jantan dengan berat badan + 20-40 gram, dan berumur 4-6 minggu. Mencit dibagi 3 kelompok: kelompok LPS (n=6) diinjeksi 0,3 mg LPS/ mencit i.p. kelompok Cecal inoculum (n=6) diinjeksi 8 mg CI/ mencit i.p. dan kelompok kontrol (n=6). Mortality rate diamati selama 7 hari meliputi jumlah mencit mati, temperatur dan berat badan. Uji One way anova dengan p<0.05 digunakan untuk menentukan kemaknaan.
Hasil penelitian didapatkan mortality LPS 50%, CI 0%, dan kontrol 0%. Terdapat perbedaan pola perubahan suhu harian dan penurunan BB pada kelompok sepsis. Analisa statistik menunjukan perbedaan bermakna mortality rate.
Sehingga disimpulkan terdapat perbedaan pada mencit Balb/C model sepsis paparan LPS dengan CI.



Kata kunci: sepsis, mortality rate, LPS, cecal inoculum





Sepsis adalah suatu sindroma klinik sebagai manifestasi proses inflamasi imunologik yang terjadi karena adanya respon tubuh (imunitas) yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme , dengan atau tanpa ditemukannya organisme tersebut didalam darah. Sepsis dapat menyebabkan syok dan kegagalan sistem organ yang kemudian berakhir pada kematian. oleh sebab itu perlu terus diupayakan pengembangan terapi, yang salah satu langkahnya dengan upaya pencarian model hewan coba yang menyerupai kondisi klinis pada manusia.