Senin, 01 November 2010

Harap pada Langit



hujan abu,,,

erupsi merapi,,,

tsunami mentawai,,,

hangat. Jadi perbincangan seru semua kalangan.

berita itu terus saja bergulir. Miris. Sedih? Tentu saja. Belum juga selesai masalah wasior, disusul tsunami mentawai, kemudian merapi, meningkatnya aktifitas sekian banyak gunung berapi, banjir ibukota,, sampai-sampai satsiun teve beranekdot bahwa negeri ini negeri 1001 bencana. Ah apa julukan itu tak terlalu berlebihan? Toh masih banyak kan yang sekarang ini masih bisa duduk nyaman, tidur tenang, makan enak, tanpa perlu banyak berfikir macam-macam? Tanpa dikelilingi kekhawatiran dan keadaan yang mencekam? Dan bahkan mungkin masih ada juga yang nyantai, dengan nyaman tanpa merasa bersalah memakan apa yang bukan hak-nya?

Saling tuding. Sudah biasa. Malah jadi luar biasa kalau berbagai pihak mau dengan berani mengungkap kekurangan dan kemudian dengan terbuka saling mengulurkan tangan, saling menguatkan. Yang ada masing-masing merasa paling benar. Ah ayo dong,, bareng-bareng… sama-sama berusaha sama-sama berdoa…

Di sisi lain, capek rasanya.. ada yang malah sibuk menghubung-hubungkan, sibuk mencari hal mistis. Ya sudahlah, ini semua cobaan, ini semua ujian,,, mau kapan pun juga kalau Allah sudah menghendaki ya jadilah sudah,,, ndak peduli sama tanggal yang katanya sama, ndak peduli apa bulan ini jumlah harinya ada berapa. Sudahlah, tak usah buang energy dengan yang begituan,, mestinya kejadian gini semakin menyadarkan bahwa kita ini jadi manusia jangan sombong. Kita ini cuman makhluk lemah… yak punya kuasa terhadap alam…

“maafkan kami yang terlalu seiring lalai, terlalu sering berlagak ‘sok’, terlalu mudah lupa akan segala karunia kenikmatanmu ya Rabb. Berikan kemudahanMu Rabb, hingga suatu saat nanti negeri ini akan beranjak menjadi negeri 1001 barokah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar