Tiba-tiba teringat wanita muda itu. Wanita muda yang baru saja kukenal. Beberapa hari yang lalu,,
Matanya sembab. Habis menangis dia. Bagaimana tidak? Kondisi suaminya mendadak drop. Tingkat kesadaran menurun, koma. Dokter bilang gcs-nya e1v1m1.
Matanya sembab. Habis menangis dia. Bagaimana tidak? Tadi keadaan suaminya sempat membaik. Di ruang perawatan intensif itu, meski tak kuasa berkata, binar mata suaminya begitu cerah, seperti menampakan janji kehidupan. Jemari suaminya yang lama terkulai, dapat bergerak lembut membelai wajah sang istri.
Wanita itu. Matanya sembab. Lantas tergugu menahan isak. Tak diduga, dia bertanya "mbak, Allah sayang sama mas kan? Semoga Allah lekas hilangkan sakitnya, ah, mas itu orang baik, kalau sakitnya tidak benar-benar mas pasti tidak akan mengeluh.."
Terharu. Siapa pula yang tidak haru mendengar untai doa berjalin asa yang digantungkan ke langit? Terenyuh. Tapi aku tahu wanita itu tegar. Terbukti, dia langsung mengusap air matanya. Berdiri tegak, berkata tegas, mengulas senyum, lantas undur kembali ke ruang perawatan. Isaknya hanya sementara saja,,
Dan Allah nyatanya benar-benar mencintai orang baik, tak diijinkanNYA kesakitan itu terus dirasakannya. Allah memberikan tempat dimana dia tak lagi merasakan sakit, Allah memberikan tempat yang lebih baik,,
***
Ah, mana tahu kita masalah esok. Manalah ngerti kita apa yang akan terjadi? Hidup adalah kesempatan. Mati bagian dari perjalanan, layaknya pintu masuk. Batas keduanya jadi misteri. Misteri yang mestinya membuat semangat berbaik-baik setiap harinya..
Dan nasib? Nasib adalah kejutan,,
***
Semoga nantinya diberi kemudahan menutup lembaran hidup dalam kebaikan.
Akhir yang baik,,
Semoga..
Karna masing-masing kita pun tidak tahu bagaimana akhirannya nanti,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar