Minggu, 20 Februari 2011

tentang Valentine

Valentine? Siapa sih yang ga ngerti tentang hari yang katanya hari cinta itu? TV juga udah kerap menggembor-gemborkannya.

Lha, tapi kalo yang tiba-tiba nanya tentang valentine itu anak kemaren sore, yang baru seneng-senengnya baca (belum lama bisa baca, jadinya semangat banget liat tulisan apa aja dibaca), trus lagi di super market liat rangkaian coklat, bunga, dan boneka yang serpa pink dan secara spontan manggil “Tante, tante… Valentine tu apa sih?”

Nah loh, gimana cara paling bijak buat ngejawabnya? Dan yang lebih penting, jawaban terbaik yang kaya gimana yang bisa diberikan, yang kira-kira mudah dia dicerna dengan seringkas info yang benar?

Hm,, *mikir-mikir* kompleks banget…

Kalo ditilik secara bahasa, sebenarnya Valentine datang dari bahasa latin Valens yang artinya kuat, berdaya, kerar. Ga nyambung banget kan sama aneka merchandize pinky..

Terus dilihat dari sejarah, Valentine tidak pernah dirayakan sebelum abad 18. Ada sumber yang menyebutkan tanggal 14 februari sebagai peringatan terhadap hari kematian santo valentine, pastor yang disiksa karena mempertahankan agamanya, bukan karena membantu menyatukan pasangan muda,,,

Kalo dihubungkan sama budaya perayaan muda-mudi sekarang (yang sering kebablasan )ada asumsi yang menyatakan mengenai awal budaya ini, tanggal 14 (pertengahan) februari merupakan permulaan datangnya musim semi, saat cuaca menghangat, bengungaan ceria bermekaran, sedang burung-burung riuh keluar dari sarang beterbangan mencari pasangan. Nah ceritanya, dulu itu pemuda perancis pada terilhami oleh keadaan alam, dan mereka terdorong untuk keluar saling mencari pasangan.

Sementara kalo dilihat dari kacamata ekonomi, Valentine is about a chance, kesempatan buat promo ngejual barang-barang khas valentine, artinya menjadi kesempatan buat dapet untung berlipat…

Kalau berdasar agama, (karena agama saya Islam, saya hanya menuliskan pandangan Islam saja) perayaan Valentine itu tidak ada. Selain tidak ada tuntunannya, perayaan semacam itu mudharatnya buanyak, dan jelas melanggar syariat (salah satunya berhubungan dengan aturan pergaulan dalam Islam). Singkatnya begitu.

Nah, terakhir dari pendapat pribadi, valentine menurut saya “sesuatu” yang ga perlu. Kalau emang hari kasih sayang, kenapa sih dirayakannya sama muda-mudi, pasangan yang belum nikah, bukannya sama orang tua? Trus kenapa juga hari kasih sayang Cuma ada sehari dalam setahun, terus hari-hari selainnya apa dilalui tanpa melibatkan kasih?

Trus untuk hubungannya dengan perekonomian, Saya sependapat bahwa suatu event amat penting untuk promosi, untuk meningkatkan daya jual juga sirkulasi uang. Tapi juga ga mesti valentine kan? Saya setuju dengan tulisan pada harian Sindo, 17 februari lalu, yang poinnya adalah pemanfaatan event untuk menggiatkan ekonomi bisa dilakukan apa pun eventnya,, tak mesti valentine,,

So,, balik ke adik kecil,,,

Setelah sejenak diam dan menimbang,,

Finally I just answered: “kak, orang bilang Valentine itu hari kasih sayang, tapi dalam agama kita tidak ada perayaan ini. Hari kasih sayang itu tiap hari kak, kalau beneran cuman sekali setahun, bisa-bisa bunda kasih makannya juga cema sehari diantara 365 hari lain,,, jadi valentine itu tidak ada dan tidak perlu dirayakan kak,,,”

Dia manggut-manggut, entah nangkep entah tidak, yang jelas ia tertawa mendengar penjelasanku “he,, he,, iya ya tante,, masak cuman sehari dalam setahun…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar