Kamis, 10 Maret 2011

Batas mimpi

Tiap kita punya impian, dan saat ada peluang pastinya kita akan berusaha supaya bisa mendapatkan kesempatan meraih impian tersebut. Tapi adakalanya juga kita mesti ‘tahu diri’ mana batas untuk berhenti. Meski batas itu begitu absurd, tergantung pada takaran pikir dan rasa yang dipakai. Bukan hal mudah memang, menetapkan batas memerlukan sekian pertimbangan masak.

Seperti yang belum lama ini saya alami. Dilema, berat untuk memutuskan maju terus atau berhenti dan membiarkan sang waktu meninggalkan kita. Dalam berusaha, setelah melewati sekian upaya, halangan dan rintangan di depan tampak begitu nyata, sedang kesempatan melaju meski masih ada tapi ‘kabur’ akan kepastian perolehannya, maka mundur pun bisa jadi keputusan terbaik, keputusan terbijak. Tentu setelah melewati berbagai ruang pemikiran.

Sedih, kecewa, tentu saja tidak absen untuk turut meramaikan suasana hati, mengiring kesempataan yang telah lepas. Namun itu tak akan dapat mengembalikan apaa yang telah pergi. Berpikir positif sajalah. Syukuri apa yang pernah sempat kita dapatkan, meski dalam waktu yang tiada lama, dan meski tidak berahir pada perwujudan mimpi. Bersyukurlah…

Bersyukurlah, karena dengan rasa syukurmu yang penuh tulus Allah janjikan nikmat-nikmat lain yang lebih besar. moga lain waktu masih ada lain kesempatan… Insya Allah,,,

"sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih" *Qs.Ibrahim 7*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar