Jumat, 08 Agustus 2008

Batasan Hukuman Anak

JANGAN MENYUAP
Boleh saja memberi imbalan kepada anak atas sikapnya yang baik. Hal itu menegaskan bahwa ia perlu bersikap baik pada kesempatan lainnya. Tapi, jangan menyuap atau memberi imbalan jika anak sedang berulah. “Jangan pernah mengatakan kepada anak akan membelikan sesuatu jika dia berhenti menangis,” kata Maureen O’Brien, Ph.D, spesialis perkembangan anak di Boston. “Dia akan belajar dengan cepat bahwa dengan sedikit berulah, ia bisa mendapatkan perhatian ibunya dan sebuah boneka Barbie baru.”
KONSISTEN
Putuskan perbuatan apa saja yang dilarang di rumah, misalnya seenaknya memberi julukan kepada orang dan berbohong, kemudian pikirkan hukuman yang tepat dan adil setiap kali anak Anda melanggar aturan itu.
JANGAN MENDIAMKAN
Teknik ini kadang kala kita berlakukan kepada pasangan kita, namun jangan pernah terhadap anak-anak. Pertama, perbuatan itu memuat pesan: rasa sayang dan perhatian Anda bisa berubah dan saat anak Anda berulah, Anda memutuskan rasa sayang dan perhatian Anda. Kedua, banyak anak yang juga sama marahnya dengan Anda, merasa lebih suka Anda meninggalkan mereka. Pendekatan yang lebih baik adalah memberitahu anak bahwa Anda perlu menenangkan diri dan memikirkan hukuman yang tepat untuknya.
JELASKAN KEINGINAN ANDA
Anda harus menjelaskan, bagaimana Anda mengharapkan anak-anak berperilaku pada situasi tertentu. Misalnya, jika Anda pergi ke taman, Anda bisa menyatakan bahwa mereka boleh bemain di dalam taman tapi tidak boleh di area parkir. Mereka boleh bermain seluncuran, tapi tidak boleh dengan kepala duluan. Bicarakan hal ini sebelum memulai aktivitas dan katakan apa hukumannya jika mereka tidak menaati kata-kata Anda.
JANGAN MENGHUKUM BERLEBIHAN
Anak-anak belajar dari kesalahan dan mereka tidak semestinya dihukum setiap kali melakukan kesalahan. “Simpan hukuman itu untuk saat dimana anak Anda bena-benar membangkang dengan sengaja,” kata Dr. Peters. “Dengan memberikannya hukuman yang adil bagi perilaku buruknya, Anda mengajarinya membuat pilihan – yang merupakan inti kehidupan.”
diambil dari majalah parents indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar